Sejak lahir, umur kita sebagai manusia akan bertambah seiring berjalannya waktu. Namun pada saat yang sama, waktu kita di dunia pun berkurang dan umur akan berhenti apabila sudah tiba saatnya untuk berhenti dan kembali kepada yang Maha Kuasa.
Sebagai seseorang yang berumur 20an tahun, mugkin akan terlalu naif apabila aku sudah memikirkan pertambahan umur dan mulai berkurangnya waktuku di dunia. Namun kenyataannya, aku memang sudah terlalu memikirkannya dan tidak ingin lagi menyia-nyiakan waktuku untuk sesuatu yang percuma.
Sebagai seseorang yang berumur 20an tahun, mugkin akan terlalu naif apabila aku sudah memikirkan pertambahan umur dan mulai berkurangnya waktuku di dunia. Namun kenyataannya, aku memang sudah terlalu memikirkannya dan tidak ingin lagi menyia-nyiakan waktuku untuk sesuatu yang percuma.
Berada di umur 20an membuatku sering berpikir akan berbagai hal dan banyak pertanyaan dengan jawaban "sudah" atau "belum" yang mulai muncul di benakku saat beranjak menuju fase 20an. Ada beberapa hal yang ingin aku refleksikan kembali sebelum beranjak lebih jauh di fase ini.
1. Apakah aku telah menemukan jalan untuk menuju karir yang aku impikan sejak dulu?
Saat kita berbicara tentang karir, mungkin ada banyak orang yang saat sudah kuliah atau bekerja pun masih belum merasa bahwa pekerjaannya adalah jalan menuju karir yang dia inginkan. Terus terang saja, aku kadang merasakan hal serupa. Saat guruku di bangku SMP bertanya tentang apa cita-citaku, aku menjawab dengan sedikit keraguan. Aku jawab bahwa aku ingin menjadi guru Bahasa Inggris pada saat itu. Namun pada saat itu pun aku masih belum yakin.
Keyakinanku untuk menjadi guru Bahasa Inggris pun semakin kabur saat di bangku kuliah aku masuk di Pendidikan Bahasa Prancis. Tapi bukan berarti Bahasa Inggris tidak lagi menjadi passion-ku. Semakin hari bahkan semakin sering aku menggunakan Bahasa Inggris walaupun aku sudah tidak les seperti saat sekolah dulu.
Hal ini malah menguatkan keyakinanku bahwa Bahasa Inggris mungkin yang akan mengantarkanku pada karir yang aku inginkan kelak. Walaupun begitu, masih samar apakah pada akhirnya aku tetap ingin menjadi guru atau mencoba hal lain. Menurutku, tidak perlu terpaku pada satu hal saja apabila kita berbicara tentang karir. Selama masih ada waktu untuk belajar, peluang karir di berbagai bidang akan selalu terbuka untuk kita.
Hal ini malah menguatkan keyakinanku bahwa Bahasa Inggris mungkin yang akan mengantarkanku pada karir yang aku inginkan kelak. Walaupun begitu, masih samar apakah pada akhirnya aku tetap ingin menjadi guru atau mencoba hal lain. Menurutku, tidak perlu terpaku pada satu hal saja apabila kita berbicara tentang karir. Selama masih ada waktu untuk belajar, peluang karir di berbagai bidang akan selalu terbuka untuk kita.
2. Apakah aku sudah membuat Bapak dan Ibu bangga dengan pencapaianku?
Ah.. untuk yang satu ini rasanya tidak akan pernah cukup. Aku masih belum lulus dari bangku perkuliahan, aku masih belum bekerja, aku masih belum menikah, aku masih belum bisa menghadiahkan cucu untuk kedua orang tuaku, aku masih belum bisa mengantarkan mereka untuk berhaji, aku masih belum bisa melakukan banyak hal yang kelak akan membuat mereka bangga.
Walaupun begitu, aku yakin akan tiba saatnya aku mampu membahagiakan mereka dengan hal-hal tersebut. Apabila memang belum saatnya, aku masih akan terus mengusahakan yang terbaik untuk membahagiakan mereka.
Hal-hal kecil seperti menanyakan kabar saat Bapak sedang berada di luar kota, membantu Ibu membersihkan rumah, atau pun berkumpul dan bersenda gurau dengan mereka bisa jadi sesuatu yang membuat mereka bahagia. Sehebat apapun kita, tidak akan ada artinya apabila kita tidak menghargai orang tua kita. Selagi mereka masih hidup, alangkah baiknya apabila kita senantiasa membuat mereka bahagia.
Walaupun begitu, aku yakin akan tiba saatnya aku mampu membahagiakan mereka dengan hal-hal tersebut. Apabila memang belum saatnya, aku masih akan terus mengusahakan yang terbaik untuk membahagiakan mereka.
Hal-hal kecil seperti menanyakan kabar saat Bapak sedang berada di luar kota, membantu Ibu membersihkan rumah, atau pun berkumpul dan bersenda gurau dengan mereka bisa jadi sesuatu yang membuat mereka bahagia. Sehebat apapun kita, tidak akan ada artinya apabila kita tidak menghargai orang tua kita. Selagi mereka masih hidup, alangkah baiknya apabila kita senantiasa membuat mereka bahagia.
3. Apakah aku telah memperhatikan gaya hidup dan urusan finansialku?
Di umur 20an ini, alangkah baiknya apabila kita mulai memperhatikan gaya hidup kita. Gaya hidup tersebut mulai dari pola makan, olahraga, istirahat serta kemampuan dalam mengolah keuangan. Aku sendiri masih merasa belum baik dalam semua aspek gaya hidup ini.
Banyak waktu dimana aku tidak memperhatikan pola makanku, sering melewatkan waktu berolahrga, kurang istirahat, dan sering merasa sengsara dengan keadaan finansial. This lack of life style and finance is actually normal. Hal ini bahkan mungkin akan terus terjadi di fase-fase berikutnya. Namun kalau memang belum baik, tidak ada salahnya untuk mulai memperbaiki dari sekarang.
Kita bisa mengatakan bahwa hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang sepele. Namun saat ditinjau kembali, ketidakmampuan dalam menjaga gaya hidup bisa menjadi sesuatu yang fatal di hari tua kelak. Maka dari itu, ayo kita mulai menjaganya dari sekarang.
Banyak waktu dimana aku tidak memperhatikan pola makanku, sering melewatkan waktu berolahrga, kurang istirahat, dan sering merasa sengsara dengan keadaan finansial. This lack of life style and finance is actually normal. Hal ini bahkan mungkin akan terus terjadi di fase-fase berikutnya. Namun kalau memang belum baik, tidak ada salahnya untuk mulai memperbaiki dari sekarang.
Kita bisa mengatakan bahwa hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang sepele. Namun saat ditinjau kembali, ketidakmampuan dalam menjaga gaya hidup bisa menjadi sesuatu yang fatal di hari tua kelak. Maka dari itu, ayo kita mulai menjaganya dari sekarang.
Terlepas dari semua "belum" dan "sudah" yang aku paparkan di atas, mungkin masih banyak hal yang perlu diperhatikan dan diperbaiki mulai dari fase 20an ini. Seluruh poin tersebut tidak hanya berlaku di fase 20an saja, namun juga bisa dimulai di fase-fase berikutnya. Selama masih ada waktu, tidak pernah ada kata terlambat untuk suatu perbaikan. Let's make it happen!
Post a Comment