A Girl Thoughts - Lifestyle and Beauty Blog by Hanifa Setiatmadji

  • Home
  • Beauty
  • Travel
  • Self Growth
  • Sponsored
  • About Me
  • Recognition
  • CONTACT

 Scarlett Glowtening Serum

Review Scarlett Glowtening Serum 

Selama 3 tahun terakhir, saya mulai memberanikan diri untuk mengeksplorasi berbagai jenis varian serum. Sebelumnya saya nggak begitu berminat untuk mencoba produk serum karena keberadaannya tergolong sebagai kebutuhan tersier dalam ritual perawatan kulit. 

Dulu saya merasa cukup dengan basic skincare routine, yaitu facial wash untuk membersihkan wajah, moisturizer sebagai pelembab dan sunscreen di pagi hari. Kalau sedang timbul masalah, misalnya seperti jerawat, saya nggak pernah melakukan treatment khusus dan beberapa hari kemudian pasti sembuh sendiri.

Seiring bertambahnya usia, saya sadar kalau kulit wajah membutuhkan perawatan ekstra. Selain gaya hidup yang seimbang, seperti makanan yang dikonsumsi dan pola tidur yang cukup, perawatan dari luar dengan menggunakan produk-produk skincare tertentu pun perlu dilakukan. 

Baca juga: Review Rangkaian Scarlett Whitening Body Care

Basic skincare tetap jalan, tapi pemakaian produk lain di luar rutinitas yang mendasar bisa membantu merawat kulit agar terhindar dari masalah kulit, salah satunya dengan menggunakan serum. Kesadaran untuk menggunakan serum ini muncul ketika saya mulai memiliki bekas jerawat yang nggak kunjung memudar. Sejak saat itu, saya nggak pernah skip pake serum setiap skincare-an.

Berbicara tentang serum, beberapa minggu ini saya nyobain salah satu serum dari Scarlett Whitening. Kalau sebelumnya saya pernah review Scarlett Brightly Ever After Serum, kali ini saya akan review varian Glowtening Serum-nya. Wonder what’s the difference and the result after I use it? Keep on reading!

Packaging

Secara kemasan, serum ini memiliki box yang ukurannya kurang lebih sama seperti box varian Brightly Ever After. Perbedaan yang terlihat hanya berupa warna paradise pink dan putih yang mendominasi packaging-nya. Sedangkan untuk varian Brightly Ever After, baik kemasan box maupun botol, didominasi dengan warna pastel pink.

Scarlett Glowtening Serum
Kemasan box Scarlett Glowtening Serum

Perbedaan pada kemasan yang sangat terlihat dengan varian lain hanyalah dominasi warnanya aja. Selain itu, informasi mengenai produk berupa keterangan manfaat produk, active and overall ingredients, cara pemakaian dan penyimpanan, hingga tanggal expired dan no BPOM, semuanya tertera lengkap di kemasan boxnya.

Scarlett Glowtening Serum
Kemasan botol Scarlett Glowtening Serum

Secara fungsional, kemasan box Scarlett Glowtening Serum digunakan untuk melindungi kemasan botol yang menampung 15 ml produknya. Kemasan botol serum ini dilengkapi dengan tutup berpipet yang juga bisa digunakan sebagai aplikator. Sama seperti kemasan boxnya, botol serum ini juga dilengkapi dengan keterangan manfaat dan active ingredients yang terkandung pada produknya.

Ingredients

Speaking about the product’s benefits, melalui keterangan produk dan manfaatnya, Scarlett Glowtening Serum diklaim mampu meredakan peradangan dan melindungi kulit dari sinar UV serta meratakan warna kulit (Tranexamide Acid), melembabkan kulit dan mengatasi masalah seperti jerawat, noda hitam dan produksi minyak berlebih (Niacinamide). 

Selain itu, produk ini diklaim dapat menyamarkan garis halus, mengencangkan, dan memperlambat penuaan pada kulit (Geranium Oil). Ada pula kandungan dengan fungsi antioksidan yang tinggi dan mampu merangsang pertumbuhan kolagen pada kulit (Allantoin)

Scarlett Glowtening Serum
Keterangan bahan-bahan pada kemasan Scarlett Glowtening Serum

Ingredients: Aqua, Olea Europaea Husk Oil, Caprylic/​Capric Triglyceride, Propanediol, Niacinamide, Isopropyl Myristate, Glycerin, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Cetearyl Alcohol, Allantoin, 1,2-Hexanediol, Polyacrylamide, Olus Oil, Glycyrrhiza Glabra Root Extract, DMDM Hydantoin, Cetearyl Glucoside, C13-14 Isoparaffin, Glyceryl Stearate, Cetyl Alcohol, Ceteareth-33, Tranexamic Acid, Lauric Acid, Calendula Officinalis Flower Oil, Disodium EDTA, PEG-75 Stearate, Caprylhydroxamic Acid, Oleic Acid, Steareth-21, Steareth-2, PPG-15 Stearyl Ether, Poloxamer 407, Laureth-7, Myristic Acid, Steareth-20, Phenoxyethanol, Caprylyl Glycol, Ceteth-20, Pogostemon Cablin Oil, Pelargonium Roseum Leaf Oil, Eugenia Caryophyllus Bud Oil, Cedrus Atlantica Wood Oil, Citrus Sinensis Peel Oil Expressed, Lavandula Hybrida Oil, Cinnamomum Zeylanicum Leaf Oil, Canarium Luzonicum Gum Oil, Illicium Verum Fruit Oil, Tocopheryl Acetate, Sodium Metabisulfite

Scarlett Glowtening Serum
Hasil analisis bahan-bahan Scarlett Glowtening Serum melalui SkinCarisma

Melalui hasil analisis SkinCarisma, Scarlett Glowtening Serum mengandung Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Root Extract yang berfungsi sebagai acne-fighting. Kandungan ini juga berfungsi sebagai brightening dan diperkuat dengan 2 bahan lain berupa Niacinamide dan Tranexamic Acid. 

Ada juga kandungan anti-aging dari Niacinamide dan Tocopheryl Acetate (Vitamin E), serta kandungan Glycerin yang baik untuk kulit kering serta Aloe Barbadensis Leaf Extract yang baik untuk kulit sensitif. Untuk berminyak dan sensitif, Allantoin dijelaskan mampu mengondisikan dan melindungi kulit, sesuai dengan klaim produk berupa fungsi antioksidan yang tinggi dan kemampuan untuk merangsang pertumbuhan kolagen pada kulit.

How to Use

Cara pemakaian Scarlett Glowtening Serum bisa dilakukan dengan meneteskan serum ke telapakan tangan terlebih dulu atau diteteskan langsung ke area wajah. Secara personal, saya lebih sering menggunakan dengan langsung meneteskan produk ke pipi dan mengusapnya secara merata ke seluruh area kulit wajah. 

Takarannya cukup 2-3 tetes saja dan setelah diratakan sebaiknya didiamkan beberapa saat hingga produk meresap ke kulit wajah. Serum ini biasanya saya pakai setelah menggunakan Scarlett Brightly Essence Toner dan dilanjut dengan pemakaian Scarlett Brightly Ever After Cream, baik pagi hari maupun malam hari.

Product’s Review

Setelah sekitar 2-3 minggu menggunakan Scarlett Glowtening Serum, berikut beberapa poin review mulai dari produk, proses penggunaan, hingga hasil dari penggunaannya:

1. Dari segi packaging, serum ini memiliki kemasan produk yang cukup basic dengan keterangan produk yang lengkap, baik dari segi penjelasan kandungan yang ada di dalamnya hingga cara pemakaian dan tanggal kadaluarsa.

2. Ukurannya tergolong travel friendly namun performa aplikatornya belum sebaik aplikator serum varian Brightly Ever After. Biasanya 1 pump aplikator pipet produk serum bisa digunakan untuk seluruh area wajah, namun pipet Scarlett Glowtening Serum hanya mampu mengcover 1 area wajah saja.

3. Tekstur dari serum ini tergolong ringan namun memerlukan waktu beberapa saat untuk benar-benar menyerap ke kulit wajah. Saya prefer menggunakannya malam hari sebelum menggunakan Scarlett Brightly Ever After Night Cream

Scarlett Glowtening Serum
Tekstur Scarlett Glowtening Serum

4. Selama mencobanya, saya menggunakan produk ini bersama dengan Scarlett Brightly Essence Toner dan terbukti mampu menenangkan bakal jerawat batu yang kempes setelah beberapa hari penggunaan produk.

5. Just like the cream, I’m not a fan of this product’s fragrance.

Scarlett Glowtening Serum

Scarlett Glowtening Serum

As usual, untuk kamu yang pengen order produk ini, bisa langsung buka @scarlett_whitening | Linktree dan order dari platform pembelian yang menjadi preferensi kalian. Happy shopping and see you in the next post!

  • 0 Comments

Bulan November tahun lalu bisa dibilang sebagai bulan terberat bagi saya. Tahun 2020 sudah cukup complicated untuk di-recall, kenapa kok ya di akhir tahun saya tetep aja ngerasain cobaan berat? Harus sampe suffering kayak gimana sih, 2020? Terus terang kalau masih dikasih ujian yang aneh-aneh, saya bakal nyerah dan ambil sisa cuti yang jumlahnya masih 8 hari supaya saya bisa sedikit lebih rileks dalam mempersiapkan plans dan goals tahun depan.

Kalau kembali lagi ke awal tahun lalu, masih nempel tuh memori saat saya lagi semangat banget buat bangkit. Akhir tahun lalu saya putus dan ngerasa berantakan. Saya mulai mempertanyakan self worth dan merasa kalau diri ini kurang berharga. Untungnya pada saat itu lingkungan keluarga dan kantor bisa membuat semangat dan saya mulai memperbaiki diri dengan rutin olahraga dan fokus bekerja.

Baca juga:  3 Aktivitas Mager yang Cocok Dilakukan Kala Weekend

Semangat yang saya punya nggak bertahan lama. Semenjak WFH di pertengahan bulan Maret, rutinitas tersebut nggak saya biasakan lagi. Saya seneng banget aerobic tapi semua sanggar senam saat itu tutup dan penyesuaian dari kantoran yang hingar bingar ke WFH yang super sepi bikin saya stress berat. Saya kangen kehidupan sosial yang saya punya. 

Setelah beberapa bulan membiasakan diri untuk WFH dan mulai berinteraksi lagi dengan teman-teman di luar rumah, somehow saya masih belum menemukan semangat untuk kembali ke rutinitas olahraga yang dulu sempat saya bangun. Saya cuma memanfaatkan waktu luang untuk sesekali jalan-jalan ke luar rumah, tetapi kegiatan ini nggak saya jadiin kebiasaan. 

Baca juga:   Upaya Mencegah Penularan Virus Corona Selain Work From Home

Ketika mengalami stress, saya lebih sering tidur dari pagi, bangun siang, tidur lagi sampe malam, lalu begadang sampai pagi. Memasuki hari kerja, saya sering nggak bisa tidur nyenyak dan bahkan cenderung kurang tidur. Saat jam kerja, saya sering nggak fokus dan menunda pekerjaan. Kebiasaan jelek ini seakan berubah menjadi lubang hitam yang membuat saya keluar untuk memperbaiki diri.

Lalu memasuki pertengan bulan November, tiba-tiba saya kena lower back pain yang bikin nggak bisa ngapa-ngapain. Tidur susah, duduk pun nggak bisa lebih dari 10 menit. Seketika saya ngerasa makin stress dan cuma bisa nangis. Selang seminggu setelah terapi dan minum obat dari dokter, saya bisa beraktivitas kembali dengan normal.

Baca juga:  7 Cara Menjaga Produktivitas Selama Work From Home (WFH)

Pasca sakit punggung bagian bawah, saya langsung mengambil cuti dan mendedikasikan hari Senin di minggu berikutnya untuk wisata kuliner. Setelah kedinginan gara-gara hujan sepanjang weekend, saya langsung panas-panasan dan makan-makan. 

Keesokan harinya, saya langsung merasakan perut melilit hebat dan lemes karena berkali-kali ke kamar mandi. Udah minum obat pun masih nggak berhenti rasa sakitnya. Saat itu saya terpaksa harus bertahan karena ada 2 meeting report mingguan. Edan sih, sampe segitunya saya "nyiksa badan" untuk tetep kuat bekerja.

Baca juga:  Berdamai dengan Situasi Krisis Covid 19

Saya merasa nggak berguna. Jujur, saya ngerasa nggak berguna banget. Tanggung jawab pekerjaan terasa begitu besar, tapi saya ngerasa nggak punya power untuk menguasai apa yang diamanahkan. Saat sakit, otomatis semua pekerjaan tertunda dan nggak bisa berbuat banyak dengan keadaan.

Dari sakit selama 2 minggu berturut-turut, saya jadi belajar beberapa pelajaran berharga yang penting untuk diingat agar nggak terjadi lagi. Beberapa pelajaran tersebut di antaranya:

1. Listen to your body signal

Sering kali saat merasa sehat, kita jadi suka lupa diri. Kita jadi terlena dengan pola makan nggak seimbang, istirahat yang kurang, dan terus-terusan maksa otak untuk bekerja saat badan lagi fit. Lalu tiba-tiba badan langsung ngedrop dan kita nggak bisa ngapa-ngapain. Kalau udah gini, siapa yang mau disalahin?

Saya makin sadar kalau selama ini sering nggak peka dengan sinyal yang diberikan tubuh saat udah capek banget. Seringnya saya beranggapan, "Halah, baru pegel-pegel dikit gini, masak udah nyerah?" Beuh, besoknya masuk angin berat sampe demam dan diare. Manja? Yha kalau udah sakit banget masak manja? Itu tuh badan udah harus istirahat lho! 

Baca juga:  That Life Changer Called Bolu

Kalau udah sampe terjadi berkali-kali, tandanya udah ada pattern. Perhatiin waktu munculnya dan jaga pola makan dan istirahat. Kalau udah jauh lebih enakan, badan pasti bisa diajak kerjasama lagi buat gaspol. Jangan lupa juga buat rutin konsumsi multivitamin setiap pagi sebelum beraktivitas. Kebutuhan vitamin, terutama vitamin C, penting banget buat dipenuhi.

2. Consume things that good for our soul

Salah satu yang bikin saya sering stress dan jatuh sakit adalah konsumsi konten yang "berbahaya" bagi jiwa. Apa sih yang dimaksud konten yang berbahaya? Salah satu contohnya adalah gosip dan drama yang nggak penting. Konten yang isinya kebencian, baik yang mengarah kepada pribadi maupun institusi. Hidup udah susah, nggak perlu dibikin makin runyam dengan drama-drama yang nggak penting.

Saya sebenernya termasuk yang nggak suka posting gosip atau drama. Tapi pasti saya masih kerap menumpahkan rasa kesal di media sosial. Saya juga beberapa kali adu argumen dengan orang-orang yang saya nggak kenal sama sekali dan berusaha memaksakan apa yang saya percaya kepada mereka. Padahal kita nggak bisa memaksa semua orang sependapat dan setuju dengan kita. 

Baca juga:  Podcast, Teman Ngantor Bareng Selama WFH

Nggak ada gunanya emang kalau dipikir-pikir lagi ngikutin drama nggak penting dan konten yang isinya menjatuhkan. Di Twitter, saya sudah mute beberapa kata yang saya hindari kontennya. Kalau di Tik Tok, setiap ada konten yang isinya bikin males, saya langsung klik "not interested". 

Selain konten kebencian, saya juga menghindari konten yang menyebarkan ketakutan dan cenderung bikin saya overwhelm. Pandemi memang masih berlangsung, tapi saya nggak terlalu mengikuti apapun yang berkaitan dengan Corona. Cukup tau aja dan saya lebih berhati-hati kalau sedang sakit. Lagi-lagi semua itu balik ke pilihan masing-masing individu. Kalau kamu merasa oke, silahkan ikuti aja.

3. Be more relax and chill

Above those two lessons, menurut saya yang paling penting adalah not overthinking everything. Saya seorang INFJ-T dan dari deep down saya pribadi yang cukup perfeksionis. I will be stress if things don't go as I planned. 

Saya juga suka mikir abot kalau ada orang yang cerita ke saya tentang beban hidupnya. Saya terlalu empati dan itu malah bikin pikiran saya jadi nggak sehat. Saya masih belajar untuk menyerap informasi seperlunya supaya nggak gampang kebawa.

Baca juga:  5 Langkah Membuat Ruang Kerja di Kamar

Intinya kalau sudah ngerasa suntuk, segera istirahatkan pikiran. Nonton film kek, gegoleran kek, baca-baca buku kek, apapun deh yang bikin pikiran seger lagi. Last but not least, let's enjoy things while it last. Hidup cuma sekali, jangan sampe ngerasa sengsara terus dan menyesal kemudian hari. 

Kalau kamu juga sedang mengalami hal serupa, yuk share di kolom komentar! See you on the next post!
  • 13 Comments

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner 

Dalam ritual skincare, salah satu produk yang saya jarang skip adalah toner dan essence. Saya punya tipe kulit yang cukup kering dan bakal mengelupas kalau nggak terhidrasi secara maksimal. Selain mencoba memenuhi kebutuhan air setiap harinya, saya juga berusaha menggunakan produk-produk yang mampu melembabkan kulit. Itulah kenapa saya suka banget dengan produk toner dan essence.

Baca juga: Review Rangkaian Scarlett Whitening Body Care

Beberapa minggu ini saya nyobain produk 2in1 toner dan essence dari Scarlett Whitening, yaitu Scarlett Brightly Ever After Essence Toner. Sebenernya saya agak bingung saat nerima paket produk ini pertama kali karena ini tuh aslinya essence atau toner ya? Atau mungkin ini adalah produk hybrid yang punya kandungan toner tetapi dipakai seperti layaknya penggunaan essence?

Well, if you’re curious, let’s dive into the review!

Packaging

As usual, we’ll start from the packaging. Scarlett Brightly Ever After Essence Toner dikemas dalam box berbentuk persegi panjang dengan tone bernuansa dusty pink yang mendominasi desain kemasannya. You’ll notice it once you see cause, you know, it’s Scarlett signature colour for their face care products.

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Kemasan box dan botol Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Di dalam kemasan box Scarlett Brightly Ever After Essence Toner terdapat botol essence toner yang berbahan dasar plastik dengan emboss “Scarlett” di bagian tutup botolnya. Kemasan yang menampung produk sejumlah 100ml merupakan botol spray yang udah terbukti mampu melindungi produk dengan baik, sehingga nggak mudah tumpah dan bisa digunakan sesuai dengan takaran yang dibutuhkan.

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Tutup kemasan botol Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Pada kemasannya, baik pada box maupun botol, Scarlett mencantumkan berbagai jenis keterangan seperti ingredients, manfaat produk, cara pemakaian, hingga informasi BPOM registered untuk memastikan product knowledge sampai ke konsumen dengan baik. 

Ingredients

Melalui keterangan produk dan manfaatnya, Scarlett Brightly Ever After Essence Toner diklaim mampu memberikan manfaat berupa kemampuan untuk mencerahkan kulit (Glutathione), membantu regenerasi kulit, meningkatkan produksi kolagen (Vitamin C), meredakan peradangan pada kulit (Witch Hazel Extract), menenangkan dan mampu menjadi anti iritasi (Allantoin), meminimalkan pori-pori yang besar hingga menyegarkan dan melembabkan kulit (Niacinamide).

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Keterangan bahan-bahan pada Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Ingredients: Aqua, glyserin, niacinamide, hamamelis virginiana (witch hazel)  leaf extract, vitis vinifera fruit water, butylene glycol, phenoxyethanol, propanediol, sodium chloride, peg-40 hydrogenated castor oil, 1-2 hexanediol, hydroxyethyl urea, DMDM hydantoin, disodium edta, allantoin, propolis extract, pentylene glycol, methyl diisopropyl propionamide, ethylhexylglycerin, sodium lactate, sodium pca, gellan gum, ascorbyl glucoside, caprylhydroxamic acid, aminomethyl propanol, urea, chondrus crispus powder, crocus sativus flower extract, glutathione, agar, glyseryl acrylate/acrylic acid copolymer, paphanua sativus root extract, tephrosia purpurea seed extract, acrylates/c 10-30 alkyl acrylate crosspolymer, tromethamine, PVM/MA copolymer, sodium benzoate, ethanolamin, citric acid, potassium sorbate, glycine, fructose, inositol, lactic acid, 2-aminobutanol, CI 73360, CI 77891

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Hasil analisis Scarlett Brightly Ever After Essence Toner melalui SkinCarisma

Melalui hasil analisis SkinCarisma, Scarlett Brightly Ever After Essence Toner memiliki kandungan yang memberikan manfaat brightening dari 3 bahan seperti Glutathione, Niacinamide, dan Ascorbyl Glucoside. Selain itu terdapat 3 bahan yang memberikan manfaat anti aging seperti Niacinamide, Citric Acid, dan Lactic Acid. Ada pula kandungan Glycerin, Butylene Glycol, Allantoin, dan Sodium PCA yang baik untuk para pemilik kulit kering seperti saya.

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Tekstur Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner memiliki tekstur yang cair dan ringan saat diaplikasikan layaknya tekstur toner, namun memiliki kandungan yang kaya seperti essence. Di dalamnya terdapat butiran beads berwarna dusty pink yang diklaim mengandung Phyto Squalene. 

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Beads berbentuk boba berwarna pink pada produk Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

Kandungan ini diklaim mampu memberikan manfaat sebagai anti-peradangan atau anti-inflamasi untuk mengurangi kemerahan dan menenangkan pembengkakan pada kulit yang berjerawat.

How to Use

Terdapat 2 metode yang bisa kita gunakan dalam pemakaian Scarlett Brightly Ever After Essence Toner untuk kebutuhan skincare pagi maupun malam hari. Pertama, kita bisa langsung menuangkan toner essence ini ke telapak tangan dan diaplikasikan langsung dengan cara menepuk-nepuk produk ke seluruh area kulit wajah. Tapi sebelum itu, pastikan tangan udah dalam keadaann bersih ya!

Baca juga: Review Scarlett Whitening Serum & Face Wash for Normal to Dry Skin

Cara lain untuk memakai produk ini adalah dengan menggunakan kapas. Kita bisa langsung menuangkan produk ke kapas dan diusapkan secara perlahan ke seluruh area wajah. Ingat, pelan-pelan aja karena kalau terlalu kencang malah bisa mengakibatkan infeksi.

Product’s Review

Setelah sekitar 2-3 minggu menggunakan Scarlett Brightly Ever After Essence Toner, ada beberapa hal yang jadi catatan saya, baik dari segi produk, proses, hingga hasilnya:

1. Packaging botolnya yang bening jadi keliatan cakep banget karena bisa memperlihatkan produk yang didalamnya terdapat butiran beads yang gemash. Hanya saja tutup botolnya tergolong ringkih dan mudah lepas, jadi saya lebih suka produk ini digunakan di rumah saja.

2. Keterangan produk pada kemasannya cukup lengkap dan sangat membantu dalam mengidentifikasi bahan-bahan yang digunakan hingga seberapa lama produk ini bisa digunakan.

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Keterangan tanggal expired pada kemasan Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

3. Konsistensi dari produk ini cukup ringan dan saat diaplikasikan nggak meninggalkan efek lengket, baik di wajah maupun tangan.

4. Nggak ada aroma atau fragrance yang tercium saat digunakan, jadi cocok untuk yang prefer menggunakan produk non-fragrance.

5. Sesuai klaimnya, produk ini bisa menenangkan wajah dan mengurangi pembengkakan pada jerawat. Selama pemakaian, saya sempat memiliki bakal jerawat batu yang ampun deh gatelnya. Alhamdulillah penggunaan produk ini dan produk-produk lain yang digunakan bersamaan bisa membuat bakal jerawat tersebut kempes dalam beberapa hari.

Baca juga: Review Scarlett Brightly Ever After Cream (Day & Night)

Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
Review Scarlett Brightly Ever After Essence Toner

As usual, untuk kamu yang pengen order produk ini, bisa langsung buka @scarlett_whitening | Linktree dan order dari platform pembelian yang menjadi preferensi kalian. Happy shopping and see you in the next post!


  • 23 Comments
cita-cita di umur 30an

Usia udah hampir seperempat abad, tapi kok hidupmu masih berkutat sama skripsi dan kerjaan-kerjaan freelance yang nggak pasti bayarannya sih?

Begitulah celetuk si negative thinking yang sering muncul di pikiran saya saat akan memasuki umur 25 tahun. Memang, di usia saya waktu itu, masih banyak hal yang belum saya lakukan. Idealnya sih, usia segini tuh udah kerja kantoran atau udah lanjut S2. Bahkan banyak juga yang udah nikah. Konon usia 25 adalah umur ideal untuk mulai hidup yang baru sebagai keluarga kecil.

Dulu sempet cita-cita gitu sih... Cuma makin kesini saya merasa harus makin realistis sama keinginan saya. Kayanya kalau terlalu banyak berangan-angan, aduh... sakit banget jatuhnya kalau nggak tercapai di momen yang saya damba-dambakan.

Baca juga: How Safe is The "Safe" Job?

Tapi, kayanya nggak tepat juga deh kalau saya cuma "ngikut" dan nggak stick to the plan yang udah saya rencanain dari awal. Mungkin saat ini memang belum waktunya. Allah sepertinya ingin saya berusaha lebih keras untuk menjadi versi terbaik dari diri saya. Usia mid-twenties memang penuh dengan plot twist yang ngehek serta nggak terduga. Banyak hal yang harus pelajari lebih jauh, pengalaman-pengalaman yang saya selami lebih dalam, dan lika-liku kehidupan yang lebih ngehek untuk saya alami di usia saya saat ini.

Buat apa sih? Usia 20an tuh buat seneng-seneng aja kali. Nikmatin aja, nggak usah terlalu sepaneng"

Wa.. ini nih. Ini nih. Iya sih, hidup nggak usah dibawa pusing. Tapi, kalau di usia yang masih tergolong newbie buat kehidupan nyata senyata-nyatanya ini saya masih "santai" aja, apa ada jaminan kalau hidup saya di fase usia berikutnya bakal nyaman-nyaman aja?

Nggak lah! Mbok kiro urip iso gumantung mbokmu terus? (Kamu kira hidup bisa tergantung ibumu terus?)

Fase usia berikutnya yang ingin saya jalani dengan lebih nyaman adalah Fase Usia Cantik. Fase dimana saya udah ngelewatin banyak ujian hidup di umur 20an dan masuk ke usia 30-40an dengan lika-liku hidup yang lebih manis. Ada beberapa keinginan yang pengen banget saya capai saat udah masuk usia cantik. Keinginan tersebut antara lain:

1. Melanjutkan studi S2 di jurusan Ilmu Komunikasi

Cita-cita saya sebelum lulus S1 adalah jadi tenaga pengajar di perguruan tinggi alias dosen. Saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Prancis. Setelah lulus, saya pengen banget lanjut S2 Pendidikan Bahasa Prancis di UPI Bandung. Tapi, nggak menutup kemungkinan untuk saya ambil jurusan lain yang sekiranya cocok dengan passion saya atau pekerjaanku setelah lulus S1 tahun depan. Saya udah membulatkan tekad saya untuk lanjut S2.

Baca juga: Kepada 2020, Terima Kasih

Tetapi setelah masuk ke dunia kerja, ternyata saya lebih interest ke bidang komunikasi. Kalau misal ada kesempatan, saya pengen banget lanjut kuliah lagi dan coba cari beasiswa untuk kuliah S2. Mungkin pengen nyoba sambil kerja di satu tahun pertama saat kuliah S2 dan resign dulu menjelang penyelesaian tesis karena terus terang saya susah banget fokus kalau harus studi dan kerja bebarengan.

2. Bisa terus level up dan bekerja di bidang yang jadi passion saya

Passion. Satu kata yang nggak habis-habis jadi harapan kita. Saat menentukan jurusan kuliah maupun saat udah berkarir, kita pasti pengen berkarir di bidang yang sesuai passion kita. Because we're gonna love what we do and what we work on. Selelah apapun, kita tetep seneng menjalaninya dan nggak merasa terpaksa. Saya sendiri masih harus mengasah passion saya untuk saat ini, supaya nantinya saya bisa bekerja dan membangun usaha/bisnis yang sesuai dengan passion saya

Baca juga: 5 Persiapan Saat Freelancer Beralih Menjadi Pekerja Kantoran

Alhamdulillah, setelah lulus dan mulai bekerja freelance dan akhirnya bisa kantoran, saya menemukan passion dari pekerjaan yang saya lakukan selam 3 tahun ini. Saat ini saya berada di fase istiqomah untuk terus belajar dan mengasah skill di bidang yang saya tekuni selama ini, yaitu bidang digital marketing. Tinggal cari cara gimana bisa level up terus.

3. Menikah dan punya rumah sendiri

Ah, siapa sih yang nggak pengen nikah. Pengennya sih udah sibuk ngurus anak-suami di rumah sendiri. Pengennya sih saya bisa kayak ibu. Ibu dan bapak udah nyiapin dana buat rumah sendiri sejak mereka masuk di umur 30an awal dan akhirnya bisa punya rumah sendiri saat udah mau masuk umur 40. 

Tapi perjuangan mereka di awal pernikahan, makjaaaaaaaang nggak main-main. Awal nikah di tahun 1986, mereka tinggal di kos-kosan sempit dimana tempat tidur, ruang tamu, dan dapur jadi satu ruangan. Menurut saya, perjuangan yang kayak gitu yang harus saya teladani dari ibu dan bapak. Walau saya tau cita-cita ini sepertinya cukup susah diwujudkan, tetapi InsyaAllah akan ada jalan selama kita mau berusaha.

4. Umroh dan lebih sering traveling bersama keluarga

Jujur, di usia saya saat ini, saya jaraaaaang banget bisa traveling sama orang tua. Kayanya mereka udah nggak kepikiran untuk jalan-jalan karena uangnya lebih baik buat bayar kebutuhan sehari-hari dan nabung buat umroh/naik haji. Alhamdulillah orang tua saya udah daftar haji walau berangkatnya masih lama banget. Saya bakal coba catch up nabung supaya bisa ikutan nyusul mereka nanti.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Produktivitas Selama WFH

Selain itu, saya pengen ngajak mereka jalan-jalan juga ke luar kota atau bahkan ke luar negeri. Menurut saya, banyak hal di luar sana yang masih bisa kami explore bersama dan pasti akan ada pelajaran kehidupan yang bisa saya dapatkan dari traveling. I want my family to experience great things and I think that will make them happy. Semoga bisa terwujud setalah pandemi berakhir.

5. Tetap fit dan bisa menjalani aktivitas secara maksimal

Saat ini, banyak orang di usia saya yang udah kena macem-macem penyakit. Makan sembarangan, terlalu stress dengan pekerjaan, maupun kurangnya kesadaran untuk menjaga kesehatan dengan olahraga teratur, rutin mengonsumsi multivitamin serta istirahat cukup yang sering disebut jadi pemicunya. Saya bener-bener harus memperbaiki pola hidup saya yang masih jauh dari istilah pola hidup sehat. Call me delusional, tapi saat ini saya masih berusaha untuk terus menjaga kesehatan dengan aerobic dan makan sayur serta buah-buahan.

Pola hidup sehat nggak cuma dari makanan yang kita konsumsi, suplemen vitamin C maupun olahraga yang kita jalani, tapi juga nutrisi dari produk-produk kecantikan yang kita gunakan. Di usia awal 20an, masih belum ada kewajiban untuk pakai produk-produk anti-aging. Tapi karena sekarang saya udah memasuki umur akhir 20an, jadi rasanya produk yang mengandung bahan seperti retinol dan lebih banyak moisturizer harus lebih sering saya gunakan untuk menjaga kelembapan kulit.

Baca juga: 3 Pelajaran Berharga Setelah Sakit Selama 2 Minggu

Kelima poin yang saya tuliskan di atas adalah wishlist jangka panjang yang setidaknya harus saya kejar dalam jangka waktu 5-10 tahun lagi. Tapi, 5-10 tahun bukanlah waktu yang lama di era yang semuanya serba cepat seperti sekarang ini. Lambat sedikit aja, bisa jadi ketinggalan beberapa langkah jauh di belakang. Tapi lagi-lagi, selama ada niat dan usaha, InsyaAllah semua yang dicita-citakan bisa terwujud tepat pada waktunya.
  • 18 Comments

Review Scarlett Brightly Ever After Cream

Review Scarlett Brightly Ever After Cream (Day & Night)

Scarlett Whitening nggak pernah berhenti bikin “sensasi” di kalangan skincare dan beauty enthusiast. Setelah mengeluarkan beberapa jenis produk, mulai dari body care hingga face care, brand ini juga mendatangkan Song Joong Ki sebagai StarAmbassador-nya. Nggak heran kalau hype dari brand ini masih terasa dan makin banyak orang penasaran dengan produk-produknya.

Di pembahasan blog sebelumnya, saya pernah nyobain rangkain body care Scarlett Whitening dan face care berupa produk serum dan facial wash yang ternyata cukup cocok untuk tipe kulit saya yang normal to dry. Brightening facial wash jadi produk yang saya suka banget dan udah masuk jadi salah satu empties bulan lalu.

Beberapa minggu ini saya kembali mencoba salah satu rangkaian produk wajah dari Scarlett Whitening berupa Brightly Ever After Day and Night Cream untuk ritual skincare pagi dan malam hari. Seperti apa impresi saya mengenai dua produk cream dari Scarlett ini? Berikut pembahasannya.

Scarlett Brightly Ever After Day Cream (Rp 75.000)

Varian pertama yang mau saya bahas di sini adalah Scarlett Brightly Ever After Day Cream. Hampir sama serumnya, produk ini juga punya packaging yang khas dengan warna pink, baik box maupun kemasan jar-nya. Kemasan box day cream ini dilengkapi plastik penahan dengan bentuk kotak yang melindungi kemasan jar-nya dari guncangan, sehingga bisa dipastikan aman saat dikirimkan jarak jauh. 

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Scarlett Brightly Ever After Day Cream

Pada kemasan box ini bisa ditemukan informasi lengkap seputar produk seperti key ingredients, cara pemakaian, nomor BPOM, hingga tanggal kadaluarsanya, Selain udah BPOM registered, Scarlett Brightly Ever After Day Cream juga terdaftar sebagai produk non-mercury dan non-hydroquinone yang nggak dites pada hewan.

Review Scarlett Brightly Ever After Cream

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Kemasan box Scarlett Brightly Ever After Day Cream

Di dalam kemasan box Scarlett Brightly Ever After Day Cream terdapat kemasan jar bening dengan tekstur doff kaca yang tergolong tebal. Kemasan jar ini mampu menampung produk sebanyak 20 gram dan informasi lengkap pada kemasannya dan terdapat juga lid pembatas di dalamnya.

Review Scarlett Brightly Ever After Cream

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Kemasan jar Scarlett Brightly Ever After Day Cream

Ingredients: Aqua, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Squalane, Niacinamide, C13-15 Alkane, Cetearyl Alcohol, Propanediol, Glycerin, C12-15 Alkyl Benzoate, Dimethicone, Rosa Canina Seed Extract, Annona Cherimola Fruit Extract, Cetyl Alcohol, Glyceryl Stearate, Phenoxyethanol, Ceteareth -33, Titanium Dioxide, Dipropylene Glycol Dibenzoate, Butylene Glycol, PEG-23 Stearate, DMDM Hydantoin, Polyacrylate Crosspolymer -6, Boswellia Serrata Oil, Steareth - 20, Caesalpinia Spinosa Gum, PPG-15 Stearyl Ether Benzoate, Ascorbyl Glucoside, Ethylhexylglycerin, Ethanol, Ceteth -20, Oleth -10, Polysorbate 60, Glutathione, Caulerpa Lentillifera Extract, Aminomethyl Propanol, Pelargonium Graveolens Oil, Citrus Limon Peel Oil, Aluminum Hydroxide, Sodium Citrate, Cystoseira TamariscIfolia Extract, Sodium Benzoate, Triethoxycaprylylsılane, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Mastic Gum, Lecithin, T-Butyl Alcohol, Ceratonia Siliqua (Carob) Seed Extract, Dryopteris Filix-Mas Root Extract, Simethicone, Phenylpropanol, Sodium Dehydroacetate, Citric Acid, Acetyl Hexapeptide-8, 2-Amino-1-butanol

Review Scarlett Brightly Ever After Cream

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Keterangan bahan-bahan pada kemasan Scarlett Brightly Ever After Day Cream

Key Ingredients Scarlett Brightly Ever After Day Cream:

Glutathione, antiokisdan yang bisa membuat kulit terlihat lebih cerah, glowing, dan bikin warna kulit lebih rata

Rainbow Algae, yang bisa memudarkan bekas jerawat kehitaman

Hexapeptide-8, untuk membantu mengurangi kerutan di wajah

Rosehip Oil, dengan kandungan fatty acid yang bisa memperbaiki kulit yang rusak

PoreAway, Ingredients unik yang dipopulerkan oleh Mibelle Biochemistry ini punya efek yang bisa membuat pori-pori terlihat lebih kecil

Triceramide, untuk melembabkan wajah dan agen anti-aging

Aqua Peptide Glow, bisa menambah hidrasi kulit dan memberikan efek kulit bercahaya

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Hasil analisis bahan-bahan Scarlett Brightly Ever After Day Cream melalui SkinCarisma

Berdasarkan hasil analisis melalui SkinCarisma, produk Scarlett Brightly Ever After Day Cream memiliki kandungan yang mampu mencerahkan seperti Glutathione, Niacinamide, dan Ascorbyl Glucoside. Ada juga kandungan yang mampu memberikan efek anti aging seperti Niacinamide dan Citric Acid serta Ethylhexyl Methoxycinnamate dan Titanium Dioxide sebagai UV protection.

Scarlett Brightly Ever After Night Cream (Rp 75.000)

Sama seperti produk day cream-nya, Scarlett Brightly Ever After Night Cream juga memiliki kemasan box dengan nuansa pink yang lebih dominan daripada kemasan day cream. Kemasan box night cream ini dilengkapi plastik penahan dengan bentuk kotak yang melindungi kemasan jar-nya dari guncangan, sehingga bisa dipastikan aman saat dikirimkan jarak jauh. 

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Scarlett Brightly Ever After Night Cream

Pada kemasan box ini bisa ditemukan informasi lengkap seputar produk seperti key ingredients, cara pemakaian, nomor BPOM, hingga tanggal kadaluarsanya. Selain udah BPOM registered, Scarlett Brightly Ever After Night Cream juga terdaftar sebagai produk non-mercury dan non-hydroquinone yang nggak dites pada hewan. Sedangkan kemasan jar-nya juga menyerupai produk day cream yang bening dan bertekstur doff, serta menampung kurang lebih 20 gram produk di dalamnya. 

Review Scarlett Brightly Ever After Cream

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Keterangan produk pada kemasan Scarlett Brightly Ever After Night Cream

Ingredients: Aqua, Niacinamide, C13-15 Alkane, Squalane, Cetearyl Alcohol, Dimethicone, Glycerin, Cetyl Alcohol, Glyceryl Stearate, Rosa Canina Seed Extract, Isopentyldiol, Annona Cherimola Fruit Extract, Ceteareth -33, 2-Phenoxyethanol, PEG-23 Stearate, Polyacrylate Crosspolymer-6, DMDM Hydantoin, Butylene Glycol, Steareth-20, Boswellia Serrata Oil, Caesalpinia Spinosa Gum, Ascorbyl Glucoside, Ethylhexylglycerin, Ethanol, Ceteth - 20, Glutathione, Titanium Dioxide, 1,2-Hexanediol, Caulerpa Lentillifera Extract, Pelargonium Graveolens Oil, Citrus Limon Peel Oil, Sodium Lactate, Sodium PCA, Aminomethyl Propanol, Phaseolus Radiatus Seed Extract, Canavalia Gladiata Seed Extract, Glycine Soja (Soybean) Seed Extract, Lens Esculenta (Lentil) Seed Extract, Ceratonia Siliqua (Carob) Seed Extract, Pueraria Lobata Root Extract, Lactobacillus Ferment Lysate, Sodium Citrate, T-Butyl Alcohol, Sodium Benzoate, Mastic Gum, Lecithin, Kappaphycus Alvarezii Extract, Oleth-10, Polysorbate 60, Ceratonia Siliqua (Carob) Seed Extract, Citric Acid, Phenylpropanol, Sodium Dehydroacetate, Aluminum Hydroxide, Triethoxycaprylylsilane, Methyl Methacrylate Crosspolymer, Glycyrrhiza Uralensis (Licorice) Root Extract, Lactic Acid, Simethicone, Acetyl Hexapeptide-8, Glycine, Fructose, 2-Aminobutanol, Urea, Inositol

Review Scarlett Brightly Ever After Cream

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Keterangan bahan-bahan pada Scarlett Brightly Ever After Night Cream

Key Ingredients Scarlett Brightly Ever After Night Cream:

Glutathione, antiokisdan yang bisa membuat kulit terlihat lebih cerah, glowing, dan bikin warna kulit lebih rata

Niacinamide, yang mampu membantu mencerahkan kulit wajah

Hexapeptide-8, untuk membantu mengurangi kerutan di wajah

Natural Vit. C, agen antioksidan yang bisa melindungi wajah dari radikal bebas sinar UV

Green Caviar, menjaga kelembapan dan hidrasi kulit agar tidak dehidrasi

Aqua Peptide Glow, bisa menambah hidrasi kulit dan memberikan efek kulit bercahaya

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Hasil analisis bahan-bahan Scarlett Brightly Ever After Night Cream melalui SkinCarisma

Dari hasil analisis SkinCarisma, ditemukan bahwa terdapat bahan-bahan yang bermanfaat sebagai acne fighting seperti Glycyrrhiza Uralensis (Licorice) Root Extract yang ternyata juga bisa menjadi brightening. Selain Licorie, kandungan brightening lainnya adalah Glutathione, Niacinamide, dan Ascorbyl Glucoside.

Scarlett Brightly Ever After Night Cream juga memiliki kandungan anti aging seperti Niacinamide, Glycine Soja (Soybean) Seed Extract, Citric Acid, dan Lactic Acid serta UV protection dari Titanium Dioxide. 

Products Review

Dari seluruh penjelasan produk tersebut, baik untuk varian day maupun night cream dari Scarlett Brightly Ever After, terdapat beberapa poin yang menjadi ulasan saya:

💗 Tekstur varian day cream lebih ringan daripada night cream. Ini suatu hal yang wajar karena day cream digunakan pagi hari sehingga udah semestinya teksturnya yang lebih cepat meresap ke kulit, apalagi kalau digunakan sebelum makeup

💗 Aroma dari kedua produk ini nggak begitu menusuk dan masih bisa ditoleransi, walau secara pribadi saya bukan big fan of this kind of fragrance

💗 Sesuai dengan klaimnya, baik day maupun night cream memiliki kandungan yang menghidrasi kulit, sehingga kulit wajah nggak kering saat terpapar AC dan terasa lembab. Selain itu nggak ada reaksi negatif apapun yang saya rasakan selama pemakaian sehingga produk ini dry skin approved buat saya!

Review Scarlett Brightly Ever After Cream
Tekstur dari Review Scarlett Brightly Ever After Cream

As usual, untuk kamu yang pengen order produk ini, bisa langsung buka @scarlett_whitening | Linktree dan order dari platform pembelian yang menjadi preferensi kalian. Happy shopping and see you in the next post!

  • 11 Comments
cara membuat ruang kerja

Kurang lebih udah sekitar 1,5 tahun saya WFH dan bener-bener mendedikasikan waktu kerja saya di rumah aja. Perubahan yang awalnya memang berat buat saya, tapi lama kelamaan terbiasa juga. Toh kalau dipikir-pikir lagi, ini adalah sebuah privilege karena saya bisa bertahan di rumah dan tetap produktif bekerja.

Gaji nggak dipotong, uang makan + internet juga diberikan, device kerja pun dikirimkan oleh kantor langsung ke rumah demi menjaga produktivitas kerja. Hal-hal yang nggak semua orang bisa dapatkan pada masa-masa krisis seperti sekarang ini.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Produktivitas Selama WFH

Di luar privilege tersebut, saya akui penyesuaian ini bukanlah sesuatu yang mudah. Secara fokus, saya masih sering merasa belum bisa disiplin dalam perkara nggak meladeni distraksi. Kelar 1 task, istirahatnya bisa lamaaaa banget dengan scroll media sosial sampe nggak kerasa udah ngabisin terlalu banyak waktu.

Kalau udah kaya gini, biasanya sih bakal susah buat balik fokus lagi. Niatnya pengen produktif, eh malah jadi males dan milih buat nunda pekerjaan karena pikiran udah tersita fokusnya ke hal lain di luar pekerjaan. Buat temen-temen yang juga bekerja dari rumah, relate atau relate niiih?

Baca juga: Upaya Mencegah Penularan Virus Corona Selain WFH

Susah juga yha kalau kebiasaan ini terlalu sering kita lakukan. Mungkin awalnya kita bisa memaklumi karena memang kita masih dalam tahap penyesuaian dengan ritme dan lingkungan kerja yang baru. Tapi jadi nggak baik kalau hal ini jadi sebuah kebiasaan. We can end up feeling more unproductive and burnout for no reason. But, we have a choice to not get distracted too often

Distraksi saat bekerja di rumah tuh sebenernya bisa banget kok diminimalisir. Salah satunya dengan membuat space kerja khusus di rumah. Di sini saya pengen share beberapa langkah yang bisa kamu lakukan juga untuk menciptakan space kerja, bahkan di dalam kamar. Gimana caranya?

1. Sisakan pojok ruangan yang dekat dengan jendela

Sejak mulai freelance sekitar tahun 2016, saya mulai menyusun space khusus di kamar sebagai ruang kerja. Sebelum bekerja, saya memposisikan kasur di dekat jendela. Namun ketika intensitas saya di meja kerja semakin meningkat, posisi kasur saya geser mepet tembok agar saya bisa bekerja menghadap jendela.

Kenapa sih harus deket jendela? Menurut saya, bekerja di dekat jendela bisa naikin mood kerja karena pandangan kita bisa langsung beralih ke pemandangan yang ada di luar jendela. Saya cukup beruntung karena di depan kamar langsung ada pemandangan taman. 

Kalau udah sepet ngeliatin laptop, kadang mengalihkan pandangan ke luar jendela bisa cukup membantu mengurangi rasa capek.

2. Gunakan meja kerja sesuai kebutuhan

Selain peletakan meja di bagian kamar yang dirasa nyaman untuk menjadi tempat kerja kita, pemilihan meja kerja pun juga jadi salah satu faktor yang cukup krusial dalam pembuatan ruang kerja. Ini jadi bahan pertimbangan yang penting karena sebagai pekerja kantoran yang juga freelance, saya udah pasti bakal ngabisin most of the time working at home.

Baca juga: 5 Persiapan Saat Freelancer Beralih Menjadi Pekerja Kantoran

Tentang pilihan meja kerja, dulu saya pernah menggunakan meja kecil dan duduk di lantai untuk bekerja. Awalnya saya kira bakal enak dan santai karena posisinya lesehan, tapi ternyata malah bikin pegel di area kaki dan punggung bagian bawah. 

Mungkin opsi kerja lesehan sebaiknya dilakukan sesekali aja untuk variasi ketika ingin bersantai. Sejak kejadian lower back pain yang cukup menyiksa tersebut, saya jadi prefer untuk kerja dengan duduk di kursi dan menggunakan meja kerja yang sesuai dengan postur tubuh saya. 

Posisinya ideal, nggak terlalu rendah atau tinggi, dan sebaiknya space meja tersebut bisa saya gunakan untuk meletakkan kebutuhan kerja seperti laptop, peralatan tulis, buku, jam, dan lain-lain.

3. Pencahayaan area kerja yang mumpuni

Selain meningkatkan mood kerja, salah satu alasan saya memindah area kerja ke deket jendela juga karena kebutuhan pencahayaan. Pencahayaan atau lighting tuh penting banget. Apalagi sekarang setelah semua kegiatan yang biasanya dilakukan secara tatap muka seperti meeting atau event udah beralih menjadi virtual meeting dan online event.

Dalam bekerja, kebutuhan lighting biasanya saya penuhi dengan menyalakan lampu kamar di siang hari dan menggunakan lampu kerja di malam hari. Lampu kamar terpaksa saya nyalakan karena ternyata cahaya dari luar kamar nggak begitu membantu. Kamar saya menghadap utara dan jendela saya tipe yang agak menghalau cahaya masuk ke kamar, jadi saya masih bergantung banget sama lampu kamar di siang hari.

Baca juga: 5 Elemen Home Office yang Layak Dimiliki Para Freelancer

Kalau kamu berniat bekerja dari rumah dan ingin memanfaatkan space kamar sebagai ruang kerja, sebaiknya pilih tipe jendela yang transparan dan bisa digunakan untuk meminimalisir penggunaan lampu di siang hari. Jujur masih PR banget sih dengan pencahayaan yang diakomodir di ruang kerja saya. 

Selain menghemat pemakaian listrik, saya pengen banget ganti jendela karena tuntutan pekerjaan yang sering mengharuskan saya membuat foto produk atau video review. Tapi karena masih belum ada budget, saya manfaatkan ring light dan tripod untuk kebutuhan meeting dan foto produk.

4. Manfaatkan box/drawer untuk peralatan kerja

Saya termasuk orang yang cukup ribet dan agak nggak sabaran. Kalau butuh apapun saat kerja, sebaiknya udah tersedia di atas meja dan nggak perlu ngambil jauh-jauh. Tapi kalau ditaruh semua di atas meja, space untuk kerja jadi terlihat ramai dan sesak. Jatuhnya malah jadi nggak leluasa untuk bekerja.

Baca juga: How to Get Everything Done as Freelance Blogger

Ini yang jadi salah satu alasan kenapa kita harus memanfaatkan box atau drawer untuk menaruh peralatan kerja. Di samping nggak bikin berantakan meja kerja, suasana kerja pun jadi lebih fokus karena apa yang terlihat mata at the moment adalah apa yang bener-bener kita butuhkan.

Beruntung beberapa waktu yang lalu saya nemu monitor stand dengan drawer juga. Jadi bener-bener menghemat space dan lebih mudah untuk dibersihkan.

5. Gunakan kursi kerja yang ergonomis

Setelah lebih dari 1.5 tahun bekerja dari rumah, saya ngerasain banget betapa kerja dari rumah dan sering duduk tuh juga sangat mempengaruhi kesehatan punggung saya. Selama ini saya masih menggunakan kursi teras yang sebenarnya oke buat duduk-duduk santai tapi nggak sustain untuk kerja remote yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop. 

Ini kenapa saya merasa harus investasi ke kursi kerja yang lebih ergonomis. Selain membantu mempertahankan postur tubuh yang baik, kursi kerja ergonomis bikin nggak cepet capek dan pegal saat kerja. Kursi kerja tipe ini juga lebih mudah di-adjust sesuai dengan rendah atau tingginya meja kerja yang kita pakai.

Baca juga: Jelajah 3 Coworking Space Nyaman di Jogja

Dari beberapa poin di atas, mana yang udah kamu coba terapkan untuk bikin ruang kerja yang nyaman di kamarmu? Jangan lupa, semua harus disesuaikan dengan budget dan kebutuhan kita ya! See you in the next post!

  • 24 Comments
review scarlett whitening serum face wash

Udah sekitar 5 tahun saya mendalami ketertarikan seputar dunia kecantikan, baik dari makeup maupun perawatannya. Tapi kalau masalah perawatan kulit, kayanya baru bener-bener saya pelajari 3 tahun belakangan ini. Dari yang biasanya cuma tau cleansing step aja, sekarang saya mulai ngerti produk-produk lain dan juga mempelajari ingredients di dalamnya. Challenging banget, deh!

Produk yang sampe sekarang masih saya coba ulik lebih jauh adalah serum. Serum merupakan produk yang cukup tricky buat saya, karena ada berbagai macam jenis serum yang tersedia di pasaran dengan fungsi yang berbeda-beda pula. Kalau fungsinya berbeda, cara pemakaiannya pun juga nggak mungkin sama antara satu dan lainnya. Seni mengaplikasikan skincare ini bener-bener butuh ketelatenan khusus.

Bicara seputar serum, beberapa minggu ini saya sedang mencoba serum yang mengandung Vitamin C dari Scarlett Whitening, yaitu Brightly Ever After Serum. Just like its name, serum ini merupakan produk yang diklaim mampu mencerahkan wajah dengan pemakaian teratur saat pagi maupun malam hari.

review scarlett whitening serum face wash

Review Scarlett Whitening Serum & Face Wash 

Selain Brightly Ever After Serum, saya juga mencoba produk face wash dari Scarlett Whitening berupa Brightening Facial Wash. Produk ini biasa saya gunakan untuk membersihkan wajah sebelum lanjut ke produk-produk lain, termasuk serum dari Scarlett Whitening. So, how’s the result? 


Scarlett Whitening Brightening Facial Wash

Ingredients: Aqua Demineralisata, Coconut Fatty Acid Diethanolamide, Glycerin, Rosa Canina Flower (Rose Petal), Cocamidopropyl Betaine Ammonium Salt, Niacinamide, Glutathione (Glycine), Tocopheryl Acetate (Vit E), Acylates Copolymer, Aloe Vera Leaf Extract, Triisopropanolamine, Dmdm Hydantoin, Edta, Glass Beads. 

review scarlett whitening serum face wash
Kemasan botol Scarlett Whitening Brightening Facial Wash

Sabun cuci muka dari Scarlett Whitening memiliki packaging berupa kardus berbentuk balok yang langsing dan berwarna soft peach berpadu dengan warna putih yang dihiasi dengan motif rose petal. Botolnya berbentuk silinder yang terbuat dari plastik bening. Produk di dalamnya terlihat cukup jelas dengan isi kurang lebih 100 ml.

review scarlett whitening serum face wash

review scarlett whitening serum face wash
Kemasan box Scarlett Whitening Brightening Facial Wash

review scarlett whitening serum face wash

review scarlett whitening serum face wash
Tutup botol Scarlett Whitening Brightening Facial Wash

Melalui klaimnya, Scarlett Whitening menjelaskan bahwa Brightening Facial Wash memiliki manfaat seperti menjadikan kulit bersih dan kencang dengan pori-pori yang kecil, melembabkan dan menghilangkan kotoran pada kulit, mencerahkan serta mampu mengurangi warna kulit yang nggak merata.

review scarlett whitening serum face wash

Hasil analisis Scarlett Whitening Brightening Facial Wash melalui Skincarisma Ingredient Analyzer

Melalui hasil analisis Skincarisma Ingredient Analyzer, kandungan Tocopheryl Acetate (Vitamin E) dan Niacinamide yang terdapat dalam  Brightening Facial Wash mampu memberikan efek anti aging. Masih dari Niacinamide yang ada pada produk face wash ini, bersama Glutathione, kandungannya juga mampu memberikan efek mencerahkan pada kulit wajah.

Cara pemakaiannya cukup mudah yaitu dengan menuang produk ke tangan lalu diusap dulu menggunakan kedua tangan dan dipijatkan ke kulit wajah secara merata. Saya biasa menggunakan produk ini saat pagi sebelum menggunakan makeup dan malam hari setelah membersihkan wajah menggunakan cleansing oil atau micellar water.


Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Ingredients: Aqua, Nicotinamide, 1,3 Butylene Glycol, Lavandula Angustifolia (Lavender) Water, Ascorbyl Glucoside, Arisaema Amurense Extract, 2-Phemoxyethanol, Hydroxyethylcelullose, Glutathione, Amimomethyl Propanol, Ethyl Macadamiate, Decyl Glucoside, Pentane-1,2-diol, Di Na EDTA, Ethylhexylglycerin, Tamarindus Indica Seed Gum, Biosaccharide Gum-1, 1,2-Hexanediol, 2-Amini-1-Butanol, Tocopherol, Malic Acid, C.I 16255

review scarlett whitening serum face wash
Kemasan botol Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Saat saya terima, produk serum dari Scarlett Whitening ini datang tanpa box tapi dilapisi dengan bubble wrap tebal untuk menjaga produknya tetap aman. Botol dari Brightly Ever After Serum ini terbuat dari bahan kaca tebal dengan kapasitas produk sejumlah 15ml.

Pada botolnya, terdapat keterangan lengkap seperti active ingredients yang ada di dalamnya, cara penggunaan, dan No BPOM. Untuk masa expired-nya tergolong singkat, yaitu sekitar 8 bulan dari masa pemakaian awal. Pada kemasannya terdapat klaim bahwa botol dari produk ini recyclable dan prosesnya pun cruelty-free.

review scarlett whitening serum face wash

review scarlett whitening serum face wash
Bagian tutup kemasan botol Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum

Melalui klaimnya, Brightly Ever After Serum ditujukan untuk mencerahkan kulit melalui kandungan Phyto Whitening. Ada juga kandungan Lavender yang diklaim dapat melawan bakteri penyebab jerawat, mengatasi peradangan pada kulit, detoksifikasi kulit, meningkatkan sirkulasi darah & menghaluskan kulit. Niacinamide dalam serum ini mampu melembabkan kulit, mengatasi jerawat, menyamarkan noda hitam, dan mencegah kanker kulit melanoma. 

Selain itu, ada pula Glutathione yang diklaim dapat meningkatkan kelembaban dan elastisitas kulit, memberikan perlindungan dari radikal bebas dan juga Vitamin C untuk membantu menghilangkan flek bekas jerawat, mencegah dan melindungi kerusakan sel dan jaringan kulit akibat paparan radikal bebas yang menyebabkan penuaan dini pada kulit. 

review scarlett whitening serum face wash

Hasil analisis Scarlett Whitening Brightly Ever After Serum melalui Skincarisma Ingredient Analyzer

Menurut hasil analisis  Skincarisma Ingredient Analyzer, produk serum dari Scarlett Whitening ini memiliki kandungan yang hampir serupa dengan produk facial wash-nya. Terdapat Glutathione, Niacinamide, dan Ascorbyl Glucoside yang mampu memberikan efek brightening serta Niacinamide dan Tocopherol (Vitamin E) sebagai kandungan anti aging.


Overall Review

Ada beberapa hal yang menjadi catatan saya selama kurang lebih 3 minggu menggunakan produk ini:

1. Dari dua produk Scarlett Whitening yang saya ulas, Brightening Facial Wash so far jadi favorit saya. Teksturnya yang sedikit menyerupai gel dan kelopak bunga mawarnya membuat experience cuci muka jadi terasa menyenangkan. Saya ketagihan banget mainan rose petalnya dan aromanya pun enak banget buat saya.

review scarlett whitening serum face wash

Tekstur dari Scarlett Whitening Serum & Face Wash

2. Untuk Brightly Ever After Serum, nggak banyak perubahan pada flek bekas jerawat saya tetapi cukup membantu untuk sedikit menyamarkan dan mencerahkan kulit wajah. Teksturnya yang cair membuat produk ini mudah diaplikasikan secara merata dan cepat menyerap, Membantu banget saat sedang buru-buru pengen makeup pagi.

3. Perpaduan penggunaan 2 produk ini nggak memberikan efek samping seperti sensasi tingling saat mengaplikasikan serum atau wajah terasa kencang setelah mencuci wajah. It’s been a pleasing experience and I will definitely continue using it on a daily basis.

review scarlett whitening serum face wash

Scarlett Whitening Serum & Face Wash

Overall, it’s been a pleasing experience and I will definitely continue using it on a daily basis. Untuk kamu yang pengen nyobain produk facial wash dan serum dari Scarlett Whitening ini, langsung aja order lewat Whatsapp di atau belanja di official storenya, dengan harga Rp 75.000. 

Are you interested in trying these products or do you want me to review the other ones? Let me know in the comment box, ya! See you in the next post!

  • 25 Comments

About me

a

Hello there! I'm Hanifa, a lifestyle and beauty blogger who occasionally talk about blogging and travelling . Click here to find out more about me. For further information and business inquires, email me to ivalativa@gmail.com ✉


Search This Blog

Blog Archive

  • ►  2023 (6)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (27)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2021 (22)
    • ▼  October (5)
      • Review Scarlett Glowtening Serum
      • 3 Pelajaran Berharga Setelah Sakit Selama 2 Minggu
      • Review Scarlett Brightly Ever After Essence Toner
      • 5 Cita-cita yang Ingin Saya Wujudkan di Umur 30an
      • Review Scarlett Brightly Ever After Cream (Day & N...
    • ►  September (1)
      • 5 Langkah Membuat Ruang Kerja di Kamar
    • ►  August (1)
      • Review Scarlett Whitening Serum & Face Wash for No...
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (5)
  • ►  2020 (24)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2019 (36)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2018 (60)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (55)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  June (6)
    • ►  May (2)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  November (1)

Follow Me

  • instagram
  • tiktok
  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • youtube

Popular Posts

  • Berniat Membeli Mobil Toyota Kijang Innova Bekas? Berikut 5 Tipsnya!
  • Sering Bepergian Menggunakan Motor? Perhatikan Bagian Ini Saat Service!
  • Review Purbasari Oil Control Matte Powder

Categories

Sponsored (127) Beauty & Fashion (101) Self Growth (50) Food & Travel (40) Event Report (33) Blogging & Social Media (21)

Blogger Communities




Followers

Pageviews

instagram

Template Created By :Blogger Templates | ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top