A Girl Thoughts - Lifestyle and Beauty Blog by Hanifa Setiatmadji

  • Home
  • Beauty
  • Travel
  • Self Growth
  • Sponsored
  • About Me
  • Recognition
  • CONTACT
Produk Skincare untuk Kulit Kering

Saya bukan tipe orang yang sering perawatan di klinik kecantikan. Pertama kali saya melakukan perawatan di klinik tuh sekitar tahun 2018 dan usia saya saat itu sekitar 26 tahun. Pada saat itu ada kerjasama dengan satu klinik kecantikan di Jogja dan saya terima kerjasama tersebut. Awalnya ragu, tapi akhirnya saya berhasil diyakinkan oleh teman yang satu batch kerjasama dengan saya.

Sebelum mulai proses kerjasamanya, kami diberikan beberapa pertanyaan tentang tipe kulit masing-masing. Di kuesioner tersebut, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan “kulit berminyak” karena selama ini saya selalu beranggapan kalau itulah kondisi kulit saya. Setelah itu kami diundang untuk mencoba treatment dari klinik tersebut.

Baca juga: 5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari

Sesampainya di klinik, kami menunggu bersama beberapa blogger lain untuk berkonsultasi dengan dokter. Saat tiba giliran saya masuk ke ruang konsultasi, dokter yang berjaga menginstruksikan untuk cek kondisi kulit menggunakan suatu alat khusus. Dari situ saya baru mengerti kalau tipe kulit saya bukanlah berminyak, melainkan kulit normal cenderung kering.

Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh HANI | Lifestyle Beauty Blog (@honeyvha_)

Proses pemeriksaan kondisi kulit di salah satu klinik kecantikan Jogja

Saya sempet kaget campur khawatir karena produk-produk yang saya gunakan selama ini sering kali ditujukan untuk kulit berminyak. Saya merasa kalau kulit “keset” tuh artinya kulit kita bersih. Itu hanya berlaku untuk kegiatan cuci piring dan kulit kita nggak bisa disamakan. 

Baca juga: Review Skintific 360° Crystal Massager Lifting Eye Cream

Kulit yang keadaannya keset berarti terlalu kering dan nggak sehat. Kita harus menjaga produksi sebum agar kulit tetap terjaga kelembabannya. Berikut 5 produk skincare untuk kulit kering yang bisa digunakan.


1. Toner/Essence

Sebagai pemilik kulit kering, sudah jadi kebiasaan saya untuk prepare the skin agar produk-produk yang dipakai berikutnya bisa lebih maksimal kinerjanya. Produk yang biasa saya pakai adalah toner/essence, seperti L’Oreal Paris Revitalift Crystal Micro Essence. Saya gunakan produk ini baik di pagi maupun malam hari.

Produk Skincare untuk Kulit Kering
L’Oreal Paris Revitalift Crystal Micro Essence

Saya sudah beberapa kali repurchase produk ini sejak tahun 2019 karena memang cocok banget dengan kebutuhan kulit. Selain cepat meresap ke dalam kulit, produk ini membuat kulit terasa lembab. Cara pemakaiannya pun mudah karena tinggal dituang secukupnya ke telapak tangan dan diaplikasikan secara lembut ke seluruh wajah hingga meresap sempurna.


2. Moisturizer

Setelah menggunakan toner/essence, saya biasanya langsung masuk ke pemakaian moisturizer. Tahap ini sama sekali nggak bisa di-skip karena inilah produk kunci yang menjaga kelembaban kulit. Produk yang saya gunakan beberapa waktu terakhir adalah Skintific 5X Ceramide Barrier Repair Moisture Gel yang memberikan manfaat berupa perbaikan skin barrier atau lapisan kulit terluar secara bertahap dengan pemakaian yang rutin setiap harinya.

Produk Skincare untuk Kulit Kering
Skintific 5X Ceramide Barrier Repair Moisture Gel

Selama pemakaian produk ini, saya merasakan kulit lebih lembap dan nggak mengalami pengelupasan sama sekali walau cuaca sedang memungkinkan kulit saya untuk mengalaminya. Jerawat hormonal yang meradang pun cepat mereda saat pemakaian moisturizer ini. Tekstur produknya ringan dan nggak lengket di kulit, serta cukup cepet meresapnya.


3. Sunscreen

Selain moisturizer, produk ini juga nggak boleh kelewatan. Jujur saya sendiri baru rutin menggunakannya setelah usia memasuki akhir fase 20an. Cukup telat ya sebenernya. Tapi ini juga karena faktor edukasi sih kayanya. 

Saat masih di bangku sekolah dulu, ibu saya nggak begitu telaten mengedukasi soal perawatan wajah selain penggunaan pembersih seperti milk cleanser atau facial wash. Kurangnya informasi ini jelas bikin saya nggak aware akan pentingnya penggunaan sunscreen.

Produk Skincare untuk Kulit Kering
Skintific 5X Ceramide Serum Sunscreen SPF 50+ PA++++

Beberapa waktu belakangan saya rutin menggunakan Skintific 5X Ceramide Serum Sunscreen SPF 50+ PA++++ yang tekstur produknya ringan dan cenderung watery, sehingga mudah diaplikasikan secara merata ke seluruh area leher dan wajah. Produknya nggak meninggalkan whitecast, itu kenapa saya suka saat waktunya harus reapply setelah ibadah sholat.


4. Cleansing Water

Perawatan kulit kering nggak hanya berhenti di tahap penutrisiannya, tetapi juga harus dibersihkan secara rutin baik di pagi maupun malam hari. Tahap ini penting banget karena kulit wajah yang bersih akan menjauhkannya dari masalah-masalah seperti kulit kusam, berjerawat, hingga flek hitam.

Produk Skincare untuk Kulit Kering
Biore Perfect Cleansing Water

Biasanya saya membersihkan wajah dengan oil cleanser dari Biore setelah seharian menggunakan makeup yang cukup berat. Tapi saat saya menggunakan makeup tipis, saya pakai Biore Perfect Cleansing Water sebagai first cleanser. Dari segi harga juga cukup terjangkau dan tergolong travel friendly sehingga cocok dibawa saat bepergian.


5. Face Wash

Setelah penggunaan oil cleanser/cleansing water, saya biasa mengakhiri tahap cleansing dengan 2nd cleanser berupa facial wash. Tahap membersihkan wajah yang kedua ini untuk memastikan nggak ada lagi residu yang tersisa di kulit wajah kita. Di beberapa kesempatan, sekitar 1-2 kali dalam seminggu, saya menggunakan produk dengan kandungan clay yang juga berfungsi untuk mengeksfoliasi permukaan wajah.

Produk Skincare untuk Kulit Kering
Avoskin Natural Sublime Facial Cleanser

Untuk produk facial wash, salah satu produk yang saya suka banget adalah Avoskin Natural Sublime Facial Cleanser yang nggak mengandung SLS, tapi tetap menghasilkan busa dan nggak memberikan efek kulit yang mengencang setelah penggunaannya. Harganya tergolong pricey, tetapi sangat direkomendasikan untuk yang memiliki kulit sensitif mengingat kandungannya yang cukup ramah untuk tipe kulit tersebut.

Baca juga: First Impression Review Sulwhasoo First Care Activating Serum

Itulah 5 produk skincare untuk kulit kering normal yang pernah atau sedang saya gunakan. Produk-produk ini terbukti bekerja di kulit saya dan bisa didapatkan di berbagai e-commerce. Dari semua produk tersebut, apakah ada yang sudah atau ingin kamu coba? Share di kolom komentar ya! See you in the next one!

  • 16 Comments

Yogyakarta Independent School

Nggak kerasa sudah sekitar 3 tahun dari kunjungan pertama, minggu ini saya berkesempatan untuk kembali berkunjung ke salah satu sekolah internasional di Yogyakarta, yaitu Yogyakarta Independent School (YIS). Bertepatan dengan World Science Day for Peace and Development, YIS mengadakan Science Fair 2022. 

Event ini merupakan pameran berbagai macam science project yang dibuat oleh seluruh siswa YIS, mulai dari Early Years & Primary Years Programme (TK-SD), Middle Years Programme (SMP), dan Diploma Programme (SMA). Tema untuk tahun ini adalah “The Science of Light and Colour” dengan harapan seluruh siswa yang terlibat bisa mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari di kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Mendidik Siswa Menjadi Diri Mereka Seutuhnya

Sebelumnya saya mau sedikit flashback ke masa 2019 saat pertama kali school visit ke YIS. Sebagai seseorang dengan latar belakang pendidikan profesi guru, saya merasa amazed dengan kurikulum digunakan di sekolah ini. Kurikulum tersebut adalah IB atau International Baccalaureate. Kurikulum ini awalnya diterapkan di Swiss pada tahun 1968, diakui oleh universitas di seluruh dunia dan diajarkan pada jutaan siswa di lebih dari 150 negara.

Dengan kurikulum IB, proses pembelajaran di YIS mengedepankan critical thinking dengan memperbanyak diskusi dan praktik. Salah satunya melalui science project yang mereka buat untuk event Science Fair 2022. Seluruh siswa mempresentasikan dan mendemonstrasikan langsung hasil eksperimen sains-nya.

Baca juga: 5 Keuntungan Belajar Bahasa Mandarin

Acara ini dibuka di Lapangan Basket YIS dan diawali dengan pengenalan dan sambutan oleh Kepala Sekolah YIS, Bapak Ismail Sumantri. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan demonstrasi singkat berupa eksperimen sains yang dipandu oleh Ibu Josephine, pengampu mata pelajaran Kimia di YIS.  

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School
Pembukaaan YIS Science Fair 2022

YIS Science Fair 2022 yang melibatkan partisipasi dari siswa dari seluruh jenjang pendidikan yang ada di YIS terbagi menjadi 2 sesi setelah sesi pertama berupa pembukaan. Sesi kedua adalah bagian para siswa Early Years dan Primary Years Programme untuk mempresentasikan project mereka. 

Project sains tersebut berupa the science of plant colours oleh siswa Early Years (TK), five senses observation oleh siswa kelas 1 dan 2, biodiversity board games oleh siswa kelas 3 dan 4, serta ecological food chains interactive game oleh siswa kelas 5 dan 6.

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School
Beberapa hasil karya siswa jenjang TK-SD di YIS Science Fair 2022

Pada sesi ini, para guru dari jenjang TK dan SD mendampingi para siswa, nggak hanya untuk membuat science project, namun juga mengunjungi demonstrasi project siswa-siswa lainnya. Secara personal, saya takjub banget dengan hasil karya mereka. Favorit saya adalah tanaman berupa jahe dan tamarin. Selain itu, ada juga board games interaktif hasil karya siswa kelas 3 & 4.

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent SchoolGEMESH BANGET PENGEN BAWA PULANG BOLEH NGGAK?

Berikutnya adalah sesi ketiga yang merupakan sesi terakhir dan penutup dari rangkaian event YIS Science Fair 2022. Sesi ini merupakan giliran presentasi dan demo hasil karya dari para siswa jenjang Middle Year Programme dan Diploma Programme. 

Terdapat 5 project yang dipresentasikan, yaitu the science of light and colour oleh siswa kelas 7, science influencers oleh siswa kelas 8, distillation oleh siswa kelas 9, pendulum art and fireworks oleh siswa kelas 11, dan the science behind 3D glasses oleh siswa kelas 12. Lho, siswa kelas 10 ke mana? Di event kali ini, mereka bertugas sebagai panitia yang mengantar para pengunjung ke tiap science booth yang ada di setiap sudut sekolah.

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School
Beberapa hasil karya siswa jenjang SMP-SMA di YIS Science Fair 2022

Pada sesi terakhir ini, saya menyempatkan diri untuk menyimak demo dari project science of light and colour dan pendulum art and fireworks yang merupakan perpaduan antara seni, fisika, dan kimia. Project buatan siswa kelas 11 berupa pendulum art dipraktekan melalui kolaborasi dengan para siswa PYP yang mengantri untuk mendapatkan kesempatan mengayunkan botol berisi cat air yang digantungkan pada ring basket. Seru banget!

Baca juga: 3+ Website Belajar Bahasa Korea Gratis

Kunjungan kali ini jujur lebih mengesankan. Mungkin karena di kesempatan ini saya bisa berinteraksi langsung dengan para siswa dan guru. Saya sempat berkenalan dengan Bu Josephine yang ternyata merupakan mantan peneliti simpanse sebelum bekerja sebagai guru di YIS. Ada juga Pak Kuswahyudi selaku guru  yang memberikan tips perawatan tanaman yang baik dengan memanfaatkan air hujan atau air kolam. Saya jadi nambah insight baru deh.

Yogyakarta Independent School

Yogyakarta Independent School
Kemeriahan suasana YIS Science Fair 2022

Selain para guru, hal berkesan lainnya juga tentang para siswa yang sudah bekerja keras memberikan effort terbaik mereka untuk project yang diikutsertakan pada Science Fair 2022 ini. They are amazing! Semangat belajar mereka membuat saya ikut tergerak lebih semangat lagi. Tentunya untuk bekerja dan menjemput rejeki supaya siapa tau suatu hari nanti bisa bergabung ke dalam komunitas YIS. Bercita-cita demikian, nggak ada salahnya kan?

Baca juga: 7 Cara Menjaga Produktivitas Selama WFH

Kalau mau tanya-tanya lebih lanjut tentang fasilitas, biaya, atau hal-hal lain terkait sistem pendidikan yang digunakan di YIS, langsung aja dateng ke sekolahnya. Bisa juga cek informasinya melalui website Yogyakarta Independent School atau akun instagram @yogyakartaindependentschool atau via WhatsApp +628112632442. 

See you in the next one!

  • 0 Comments
Merasa Bahagia dengan Segala Resikonya

Saya termasuk yang sempat memercayai sebuah fenomena, di mana saat kita sedang merasakan kebahagiaan, sesuatu yang buruk akan terjadi keesokan harinya. Sebuah mindset yang saya sesali karena kerap kali terbukti dan malah membuat saya merasa nggak layak berbahagia atas apa yang saya punya atau rasakan. Apalagi kuat rasa percaya saya tentang roda yang terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah.

Then why don't we ride that damn tire and be balance while it's rolling?

Betul, kadang kita merasa kebahagiaan datang hanya untuk sementara. Ditempa perasaan merana sepertinya lebih realistis daripada harus hidup dengan segala selebrasi yang fana. Beside, this life is just dunia tipu-tipu, right? I get it. Seakan realita yang kita rasakan bukanlah apa yang seharusnya kita rasakan.

Merasa Bahagia dengan Segala Resikonya

Kadang saya masih berpikir demikian. Keadaan beberapa kali memaksa saya untuk menahan rasa sakit di saat saya jatuh dan menyimpan rasa gembira ketika saya ingin merayakannya. Saya akan coba gambarkan dengan situasi saya saat ini, di mana saya terpaksa melakukan hal yang dianggap "lumrah" untuk dilakukan.

Saat kontrak kerja saya di-terminate, saya merasa "It's okay, I'm prepared for this" type of mentality. Lalu ketika saya masih belum bekerja kantoran lagi seperti saat ini, mentalitas saya jadi terkesan "Yah, belum dapet kerja. Mending coba ngelamar kerjaan sembarang apa aja deh yang penting kerja walau saya nggak tertarik menjalankannya".

Yah, gitulah kadang. Cuma, beneran nih? Emangnya itu yang beneran dirasain atau beneran harus dilakukan? Hmmm, kayanya nggak deh.

Baca juga: Menyerah Agar Tetap Hidup dan Berjuang

Disclaimer dulu, saya memang perasa dan saya sudah berdamai dengan istilah baper karena memang itu yang mendominasi personality saya. Saat orang lain melihatnya sebagai sebuah kelemahan, saya sudah bisa memanfaatkannya sebagai penanda tentang apa yang sejujurnya ingin saya lakukan. Porsinya pun sudah bisa diseimbangkan dengan pemikiran rasional dan jadi lebih mindful tentang diri saya sendiri.

Ketika saya merasa harus menepis apa yang sebenernya saya rasakan, di saat itu pula saya bisa mendeteksi bahwa saya masih denial. Betul, saya sudah bersiap untuk segala kemungkinan terburuk. Tetapi bukan berarti saya baik-baik saja. Betul, saya sudah di usia dewasa dan harus menabung lebih banyak untuk menyambung hidup. Tetapi bukan berarti saya harus menjauh dari apa yang sebenarnya saya inginkan.

Baca juga: Menelaah Kembali Arti dari Kesuksesan

Ah, saya lelah harus terus berlari memenuhi ekspektasi orang lain yang merasa lebih mengerti tentang apa yang seharusnya saya lakukan. Kayak, "Yaaa kalau kerjaan ilang mah nanti juga bisa dapet lagi." Tapi saat belum dapet? "Udahlaaah kerja seadanya aja yang penting ada pemasukan. Suka atau nggak suka mah urusan terakhir."

Mohon maaf, saya paham betul kalau saya nggak akan bahagia menjalani kehidupan lain di luar pekerjaan kalau harus dipaksa seperti itu. Saya merasa bahagia dengan apa yang sedang diusahakan saat ini. Saya mengerti bagaimana kondisi saya saat ini, jadi nggak ada alasan untuk saya nggak mencoba apa yang sebenarnya saya ingin coba sejak lama. Sekarang dan inilah waktunya.

Saya Berhak Merasa Bahagia

Rasa ragu memang masih menghantui. Nggak bisa dipungkiri kalau rasa percaya diri mengikis dari hari ke hari apabila saya terus menerus melihat ke belakang, terutama ketika dicap sebagai seseorang yang gagal. Apalagi saat saya sudah mengusahakan yang terbaik. Dan saya sadar bahwa inilah yang akan menghambat progres selanjutnya.

Baca juga: I Thought I Knew Better

So, I choose to let go and move forward by taking actions on what make me genuinely happy. People will judge, especially if I live as someone who's not living up their standards. After all, I know how I feel about what I do, better that anyone else. 

I will choose happiness above all possible risks of being judged. I've seen enough of them and I won't invest too much on that kind of energy anymore.
  • 2 Comments

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari

Kalian pernah nggak sih nonton video-video “makeup anti transfer” dengan pembuktian berupa pemakaian masker yang masih bersih? Itu gimana sih caranya? Kok di saya nggak pernah mempan sama sekali. Apa karena saya gampang keringetan yha, jadinya nggak seawet yang dibuktikan video-video tersebut?

Sampe sekarang saya masih berusaha memecah misteri minimnya transfer makeup ke masker. Sejauh ini saya belum pernah coba pake setting spray atau primer makeup yang harganya selangit sih untuk bisa membuktikan makeup yang awet walau pake masker seharian. Tapi mau beli juga mager karena kok kayanya masih sayang duit dan effort buat makeup ndempul niat. 

Padahal seru tuh kalau bisa makeup niat tiap hari, itung-itung buat ngehabisin stok makeup yang udah hampir expired. Heu heu heu.

Baca juga: Merawat Kesehatan Kulit Wajah dengan Dermaface Therapy (DFT) Treatment di NMW Skincare

Pencarian produk yang bisa memberikan ketahanan tersendiri pada makeup masih berlangsung. Walau begitu, saya masih malas kalau harus makeup ndempul kalau misal harus keluar untuk kerja/main. Sebenernya saya sempet nggak pede karena adanya bekas jerawat yang menghitam. Cuma kalau ditutupin terus ya capek banget dandannya.

Di satu sisi, dandan niat tu bikin tambah pede. Tapi di sisi lain, dandanan seniat apapun kok tetep aja geser dan ilang kalau udah pake masker. Malah jadi tambah nggak pede karena hasilnya keliatan nggak merata.

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari

Saya nggak mau memakskan diri untuk makeup-an terlalu ndempul tapi nggak mau keliatan terlalu pucet juga. Tercetuslah keputusan untuk menggunakan produk-produk yang bisa memberikan kesan no makeup tapi tetep terkesan flawless. Berikut 5 produk yang saya gunakan.


1. Skintific 5X Ceramide Barrier Repair Moisture Gel

Sebelum makeup, saya harus memastikan kulit wajah selalu dalam keadaan lembap dan ternutrisi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan skin preparation. Moisturizer menjadi salah satu produk yang wajib digunakan. Produk yang saya gunakan adalah 5X Ceramide Barrier Repair Moisture Gel dari Skintific yang mengandung 5X Ceramide yang diklaim mampu memperbaiki skin barrier.

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari
Skintific 5X Ceramide Barrier Repair Moisture Gel

Sebelum penggunaannya, pastikan wajah dalam keadaan bersih agar produk-produk skincare yang digunakan bisa bekerja secara maksimal. Caranya bisa dengan menggunakan face wash atau micellar water. Setelah itu bisa langsung menggunakan moisturizer agar kulit tetap lembap.


2. Skintific 5X Ceramide Serum Sunscreen SPF 50+ PA++++

Setelah moisturizer, saya tutup ritual skincare pagi hari dengan pengaplikasian sunscreen. Ini salah satu bagian yang nggak boleh di-skip karena memasuki usia 30 ini makin banyak permasalahan kulit yang saya alami. Salah satu penyebabnya adalah karena nggak menggunakan sunscreen secara teratur, sehingga muncul masalah seperti noda hitam dan bekas jerawat yang nggak kunjung memudar.

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari
Skintific 5X Ceramide Serum Sunscreen SPF 50+ PA++++

Produk sunscreen yang saya suka banget beberapa waktu belakangan adalah 5X Ceramide Serum Sunscreen dari Skintific yang mengandung SPF 50+ PA++++ dan dilengkapi dengan kandungan lain seperti Ethylhexyl Triazone, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Methylene Bis-Benzotriazolyl Tetramethylbutylphenol, dan Bis-Ethylhexyloxyphenol Methoxyphenyl Triazine untuk memberikan perlindungan dari sinar UVA & UVB. Ada juga kandungan yang berfungsi untuk mencerahkan dan memperbaiki lapisan kulit seperti Alpha-Bisabolol. 


3. YOU NoutriWear+ Cushion Foundation

Kalau untuk saat ini, sebenernya saya nggak begitu kerap menggunakan complexion. Tapi di kesempatan tertentu, saya pake cushion foundation sebagai base makeup agar terlihat “niat makeup”. Produk yang saya gunakan saat ini adalah cushion foundation dari YOU yang memiliki kandungan SPF 40 PA+++ dengan tekstur yang ringan dan cocok untuk kulit kering.

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari
YOU NoutriWear+ Cushion Foundation

Selama penggunaan produk ini, saya nggak masalah sama sekali. Hasilnya nggak full coverage seperti klaim-nya, tetapi menurut saya malah cocok banget untuk daily use. Memang nggak bisa ngover bekas jerawat di wajah saya, tetapi malah enak untuk diaplikasikan ulang saat makeup harus di-retouch. Packaging-nya pun cakeup banget jadi seneng buat dipake tiap hari.


4. OMG OH MY GLAM Matte Kiss Lip Cream - Cappuccino (14)

Dari dulu saya selalu prefer warna-warna nude untuk riasan wajah bagian mata maupun bibir. Range shade nude ini bermacam-macam, seperti pink, brown, dan orange-y. Kalau dulu sih saya suka banget dengan range pink. Tetapi 3 tahun belakangan saya lebih nyaman dengan range brown. Itu kenapa saya suka banget dengan warna-warna yang mirip dengan shade Cappucino dari Matte Kiss Lip Cream OMG.

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari
OMG OH MY GLAM Matte Kiss Lip Cream - Cappuccino (14)

Kalau untuk tekstur, produk ini terasa creamy saat diaplikasikan dan cepet banget nge-set di bibir. Hasilnya matte tapi nggak begitu bikin bibir kering. Cuma kalau saya sih better exfoliate dan pake balm dulu supaya hasilnya nggak nge-crack. Ini berlaku untuk lipen apapun yang finish-nya matte.

Oh iya, selain digunakan di bibir, produk ini juga saya gunakan sebagai eyeshadow dan blush. Warnanya bagus dan cocok banget untuk makeup look sehari-hari. Keliatan cakeup tapi effortless karena hanya pake 1 produk aja.


5. Pinkflash OhMyLine Liquid Eyeliner

Nggak bisa ngitung udah berapa kali saya repurchase produk ini saking MURAH dan ENAK BANGET DIPAKENYA. Dah lah itu aja yang bisa saya jelasin tentang produk ini wkwkwk. Canda yha ges yhaaa.

Jadi saya tu memang paling suka dengan produk eyeliner tipe liquid pen. Dulu saya pernah pake yang tip aplikatornya bukan pen, aduh susahnya. Kalau pake yang tip-nya pen ini gampang banget gambarnya. Saya pake istilah “gambar” karena literally berasa kayak bikin goresan kaligrafi yang sleek gitu di mata.

5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari
Pinkflash OhMyLine Liquid Eyeliner

Untuk penggunaan jangka panjang, produk ini termasuk awet. Tapi kalau kena air hujan yang intense gitu yha lumayan ilang sih. Solusinya, saya bawa 1 untuk retouch tiap kali ada acara di luar dan kemungkinan kehujanan. Tapi so far, performanya oke banget untuk daily makeup.

Baca juga: First Impression Review Sulwhasoo First Care Activating Serum

Dari 5 produk di atas, ada nggak yang udah pernah kamu coba dan suka juga? Share yuk produk-produk favoritmu untuk makeup sehari-hari di kolom komentar. Thank you for reading and see you in the next post!

  • 25 Comments

Senin sering kali menjadi hari yang paling dibenci banyak orang. Slogan "I Hate Monday" pun kerap menggaung di social media menjelang malam Senin. Entah karena waktu bersantai di kala weekend sudah habis atau karena ada alasan lain, yang jelas hal ini seperti sudah mendarah daging di tubuh banyak orang. 

Namun, untuk aku sendiri, "I Hate Monday" sudah tidak berlaku sejak lama. Mungkin saat aku masih sekolah sih masih terasa banget. Sebel sama hari Senin karena harus upacara atau hal-hal lain. 

3 Mindset Positif untuk Menghadapi Hari Senin


Lalu, apa yang dibutuhkan agar kita tidak lagi mengalami "I Hate Monday" yang sudah terlanjur kronis? Berikut mindset yang harus kita miliki agar tidak ada lagi slogan "I Hate Monday" di hari Senin.

1. Awal Minggu yang Sempurna

Sebagian besar dari kita yang mengalami "I Hate Monday" tidak memiliki mindset bahwa Senin bisa menjadi hari dimana kita bisa memulai sesuatu yang baru. A fresh start can be started on Monday and it's gonna change our mindset about Monday itself. 

Buat target baru setiap minggunya yang bisa membuat kita lebih bersemangat dalam menyambut hari Senin. Contohnya, di minggu ini kita ingin mulai lebih rajin ke gym dan mengonsumsi makan-makanan sehat. 

Baca juga: 5 Langkah Membuat Ruang Kerja di Kamar

Catat target tersebut di sticky note di meja kerja kita agar kita bisa mengingat apa yang sudah kita rencanakan. Hal ini bisa membuat kita lebih semangat untuk memulai hari Senin karena kita sudah tidak sabar ingin menjalankan rencana kita tersebut

2. Great Day to Be More Productive

Senin adalah awal yang sempurna setiap minggunya. Untuk itu, kita akan berusaha untuk lebih produktif di hari Senin. Selain memasang target untuk mencoba hal-hal baru, kita juga bisa memperbaiki kinerja minggu lalu yang kita rasa belum maksimal. 

Apabila minggu lalu kita sering kali hanya mampu menyelesaikan setengah dari pekerjaan kita di kantor dan terpaksa harus membawa sisa pekerjaan untuk dikerjakan di rumah, Senin bisa menjadi awal dimana kita benar-benar mulai untuk fokus menyelesaikan semua pekerjaan kantor pada saat jam kantor. 

Baca juga: Tingkatan Produktifitas dengan 7 Cara Ini!

Sepulang dari kantor, kita harus memberikan hadiah kepada diri kita sendiri yang sudah berhasil menyelesaikan seluruh pekerjaan dan bersantai di rumah tanpa harus memikirkannya lagi. 

Produktif sendiri tidak berarti kita tidak bisa bersantai. Justru yang disebut dengan hari yang produktif adalah saat kita mampu menyelesaikan sesuatu dan merasa tidak terbebani karenanya.

3. Monday is Special Day to Do Special Things

Kalau hari Senin kita hanya biasa berkutat dengan rutinitas yang itu-itu saja, mulai minggu ini kita harus melakukan sesuatu yang spesial di hari Senin. Bisa sesuatu yang terencana atau pun spontan, seperti mengajak sahabat lama kita untuk hangout bareng.

Selain itu, kita bisa mencoba makanan baru di kafe atau restoran yang belum pernah dicoba sebelumnya, atau hal-hal lain yang menurut kita sekiranya bisa menjadi sesuatu yang spesial untuk diri kita. Tidak perlu sesuatu yang terlalu muluk dan mahal, namun sekiranya bisa membuat kita lebih semangat dalam menjalani hari Senin.

Baca juga: Podcast, Teman Ngantor Bareng Selama WFH

Dengan 3 mindset di atas, setidaknya hari Senin bisa menjadi hari yang lebih menyenangkan untuk dijalani. Tidak ada lagi "I Hate Monday" dalam kamus kita. Hari yang baik adalah hari yang dimulai dengan pikiran positif untuk menjadi lebih semangat dan produktif. So, be positive and happy Monday all!

  • 63 Comments

I Thought I Knew Better

Pagi ini saya bertemu dengan salah satu dosen di bangku perkuliahan S1 dulu. Saya nggak begitu dekat dengan beliau saat kuliah, tetapi beliau orang tua dari temen SMA saya. Beliau juga menjabat sebagai kepala jurusan ketika saya masih aktif sebagai mahasiswa. Saya inget banget dapet nilai B+ dan itu termasuk salah satu nilai yang cukup tinggi di kelas. Beliau terkenal sebagai dosen yang cukup pelit nilai dan nggak mudah ngasih A.

Tapi saat bertemu dengannya pagi tadi, beliau berkata, "Aku bangga sama kamu, Hanifa". Dia mengatakannya dengan menepuk pundak saya dan pergi. Saya berhenti sejenak dan menatap punggungnya sambil membatin, "Seandainya ini bukan mimpi".

Baca juga: How Safe is The "Safe" Job?

Ya, itu hanya mimpi. Mimpi yang terasa sangat nyata. Udah lama banget saya nggak denger kata-kata seperti itu dan makin ke sini saya merasa nggak worth untuk dapet validasi tersebut. Saya kira masuk umur 30 tuh bisa bikin saya figure everything out. Nyatanya nggak sama sekali.

Well, probably a thing or two but it definitely doesn't go near everything to be figured out.

Semenjak kehilangan pekerjaan 3 bulan yang lalu, saya merasa kembali lagi ke fase krisis eksistensi. Saya mengalami struggle di area pekerjaan karena perubahan manajemen dan adanya perbedaan sudut pandang mengenai ekspektasi yang sulit banget dicari titik temunya. 

Tekanannya nggak main-main. Saya sempet ngerasa serba salah dan ada ketidaktransparan mengenai ekspektasi yang diberikan ke saya. Di satu sisi, ada pihak yang membantu dan mengapresiasi hasil kerja saya kala itu, tapi ada juga pihak yang merasa saya nggak becus melakukan pekerjaan saya. Berdasarkan data, saya achieve target. Tapi secara ekpektasi manajemen, saya tetap dinilai kurang.

Baca juga: September Ceria, Apakah Akan Terlihat Wujudnya?

Walau saya sudah mengamati tanda-tanda bahwa saya ditekan untuk mundur secara sukarela, saya tetep berusaha keras untuk membuktikan bahwa saya worth untuk di-keep dan menolak resign. Hingga pada akhirnya saya  di-lay off di bulan Agustus. Later that I know, posisi saya ternyata memang nggak dibutuhkan lagi.

I Thought I Knew Better

Saya merupakan salah satu yang beruntung. Di tengah badai lay off yang sedang terjadi saat ini, saya termasuk yang masih bisa melanjutkan hidup dengan layak. Memang saya sudah mempersiapkan sejak sebulan lebih tentang bagaimana saya harus mengatur keuangan dan strategi untuk bekerja kembali. Saya juga masih melanjutkan freelance sebagai blogger dan content creator, serta memiliki berbagai akses dan fasilitas untuk belajar.

Tetapi ada kalanya, saya merasa masih stuck dan bimbang. Saya kira dengan segala persiapan yang sudah dilakukan, saya bisa mengerti lebih baik tentang apa yang perlu saya lakukan selanjutnya. Nggak juga. I just feel... lost. 

Baca juga: 3 Pelajaran Berharga Setelah Sakit Selama 2 Minggu

Saya mencoba kembali menganalisis, kenapa kok perasaan semacam ini muncul lagi. Bukankah seharusnya udah lewat ya masa-masa galau seperti ini? Apalagi saya udah masuk fase umur kepala 3, masak sih kebingungan seperti yang dialami dulu di masa quarter life crisis masih terjadi?

Nggak ada jawaban yang pasti. Pada akhirnya saya cuma bisa menyimpulkan bahwa selama ini saya selalu mengasosiasikan diri saya sebagai apa yang saya punya dan lakukan, seperti pekerjaan, contohnya. Hilangnya pekerjaan tersebut membuat saya bingung, identifikasi personal semacam apa yang tepat untuk saya?

So, What's Next?

Tapi keadaan ini nggak membuat saya menyerah. Emang sering kali saya masih merasa insecure, mengingat kondisi ekonomi global saat ini juga sedang nggak menentu. Tiap buka LinkedIn, selalu ngerasa ketinggalan. Buka media sosial lain pun juga ya ampun... orang-orang kok udah pada sukses sebelum umur 30 gitu rahasianya apaaa?

Baca juga: 5 Cita-cita yang Ingin Saya Wujudkan di Umur 30an

Saya ngerti banget kalau sikap ini tentunya nggak akan mengubah keadaan saya jadi lebih baik. Sebanyak apapun privilege yang saya miliki, tetep aja pemutusan kerja menjadi hal yang berat untuk diterima. Tetapi saya juga berusaha mengingatkan diri untuk terus melangkah maju. 

Mengutip apa yang diyakini Mbak Dita, istri dari Mas Pinotski, tentang "pixel by pixel". Progress, sekecil apapun, adalah progress. Mumpung saya nggak perlu memenuhi ekspektasi orang lain untuk berprogres di luar kemampuan, saya akan manfaatkan momen ini untuk berprogres semaksimal yang saya bisa usahakan.

I probably didn't know better, but at least I understand myself better. Semangat untuk kamu yang mungkin juga sedang ada di posisi ini. We will figure this out.

  • 23 Comments

Sulwhasoo First Care Activating Serum

First Impression Review Sulwhasoo First Care Activating Serum

Selama 5 tahun saya menekuni dunia skincare dan mencoba lebih rutin untuk menggunakannya, baru 3 tahun belakangan saya menyelipkan produk serum di dalamnya. Setelah hanya mengenal pembersih wajah seperti facial wash dan lotion pembersih selama masa remaja, tiba waktunya naik level ke penggunaan produk-produk dengan klaim yang lebih “advance” manfaatnya. 

Pada usia dewasa, saya bener-bener merasakan perubahan yang cukup signifikan pada kulit wajah. Dulu saya sering banget ngopek-ngopek jerawat dan bekasnya pulih dengan cepat. Namun sekarang kondisinya sangat berbeda. Bekas jerawat saya masih terlihat dalam jangka waktu yang lama, mungkin karena elastisitasnya yang nggak sebaik dulu dan kondisinya yang semakin kering dari waktu ke waktu. 

Baca juga: 7 Hal yang Saya Pelajari dari Beauty Blogger

Seiring dengan kebutuhan kulit wajah yang semakin variatif, tiba juga waktunya untuk saya menggunakan skincare dengan kandungan anti aging karena faktor usia yang sudah masuk kepala 3. Nggak cuma spesifik pada 1 produk tertentu aja, tetapi seluruh produk yang digunakan dari step pertama. Salah satu yang sedang saya gunakan saat ini adalah Sulwhasoo First Care Activating Serum.

Sulwhasoo First Care Activating Serum
Sulwhasoo First Care Activating Serum

First Care Activating Serum generasi ke-5 merupakan produk terlaris dari Sulwhasoo, brand kecantikan luxury terkemuka Korea. First Care Activating Serum (FCAS) adalah pre-serum atau booster serum yang memiliki tekstur mudah diserap kulit dengan aroma herbal yang khas. FCAS digunakan setelah mencuci wajah, digunakan pada tahapan paling awal rutinitas skincare agar penyerapan produk yang digunakan setelahnya lebih maksimal.

Secara kemasan, produk First Care Activating Serum tersedia dengan ukuran 30ml (Rp750.000), 60ml (Rp1.350.000), 90ml* (Rp1.850.000), dan 120ml* (Rp2.300.000). Kemasannya terdiri dari kemasan box yang didominasi warna putih dan mustard dengan botol kaca yang dilengkapi dengan pump,

Sulwhasoo First Care Activating SerumKemasan box Sulwhasoo First Care Activating Serum

Sulwhasoo First Care Activating SerumKeterangan produk pada kemasan box Sulwhasoo First Care Activating Serum

Sebagai serum anti-aging pertama Sulwhasoo, First Care Activating Serum meningkatkan kesehatan kulit dengan JAUM Activator™ yang memberikan manfaat lebih kuat dari generasi sebelumnya. Dalam mengembangkan First Care Activating Serum terbaru, Sulwhasoo Heritage and Science Center (SHSC) terinspirasi oleh teori pengobatan kuno tradisional yang menggambarkan bagaimana wanita berkembang dan menua secara fisik dalam siklus tujuh tahun. 

Sulwhasoo First Care Activating Serum
Kemasan botol Sulwhasoo First Care Activating Serum

Dalam pembuatan produknya, Sulwhasoo mengembangkan JAUM Activator™, sebuah formula yang ditemukan melalui penelitian bertahun-tahun Sulwhasoo untuk merangsang “Skin Master Factor”. Skin Master Factor merupakan faktor kunci yang mengatur dan mengontrol proses penuaan kulit agar kulit lebih tahan terhadap faktor penuaan eksternal (polusi, pergantian cuaca) yang dapat mempercepat penuaan kulit.

Setelah kurang lebih delapan minggu penggunaan, First Care Activating Serum diklaim dapat membuat kulit tampak lebih sehat dan lebih bercahaya seiring dengan bertambahnya skin barrier, hidrasi, kecerahan, dan pengurangan kerutan di kulit wajah.

Sulwhasoo First Care Activating Serum
Tutup dan pump pada kemasan botol Sulwhasoo First Care Activating Serum

Ingredients: Water / Aqua/ Eau, Alcohol Denat, Butylene-Glycol, Betanme.17 Hexanediol, Bis Peg- 18 Metavi Ether Dintati Silane, Gal Cery, Polymethacrylate Carboner, Peg-50 Hydrogenated Castor Oil, Tromethamine, Prop Anediol, Givcery Caprylate, Juglans Regia (Walnut) Seed Extract, Dextrin, Theobroma Cacao (Cocoa Extract), Scutellaria Baicalensis Root Extract, Fragrance Parfum, Ethvthenal Glycerin, Adenosine; Limonene, Metaml Trivethicone, Disodium Edta, Xanthan Gum, Cellulose Gum, Carrageenan, Honey/Mel/Miel, Madecassoside, Rehmannia Glu-Tinosa Root Extract, Pentylene Glycol, Ophiopogon Japonicus Root Extract, Paeonia Lactiflora Root Extract, Lilium Candidum Bulb Extract, Linalool, Lycium Chinense Fruit Extract, Polygonatwn Odoratum Rhizome Extract, Biosaccharide Gum-l, Propylene Glycol, Ziziphus Jujuba Fruit Extract, Nelumbo Nucifera Flower Extract, Pueraria Lobata Root Extract, Natto Gum, Glycyrrhiza Uralensis (Licorice) Root Extract, Prunus Mume Fruit Extract, Citronellol, Citral, Geraniol, Hydrogenated Lecithin, Bht, Citric Actd, Lentinus Edodes Extract, Tocopherol, Hydrolyzed Soybean Extract, Paeonia Albiflora Root Extract, Zingiber Officinale (Ginger) Root Extract.

Sulwhasoo First Care Activating Serum
Hasil analisis kandungan Sulwhasoo First Care Activating Serum melalui SkinCarisma

Melalui hasil analisis SkinCarisma, Sulwhasoo First Care Activating Serum memiliki beberapa kandungan yang memberikan manfaat sebagai pencegah jerawat serta pencerah seperti Glycyrrhiza Uralensis (Licorice) Root Extract dan Madecassoside yang diklaim mampu memulihkan kondisi kulit dengan memperkuat area terluarnya. Nggak ketinggalan dengan manfaat anti aging dari gabungan beberapa kandungan seperti Adenosine, Tocopherol (Vitamin E), dan Citric Acid.

Baca juga: 7 Beauty Trends That I Don't Try

Walaupun memiliki label sebagai serum, penggunaan produk ini nggak seperti serum pada umumnya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, produk ini merupakan pre-serum atau booster serum untuk membantu memaksimalkan manfaat dari produk-produk skincare yang digunakan setelahnya.

Kalau produk serum pada umumnya digunakan setelah toner atau essence, Sulwhasoo First Care Activating Serum digunakan tepat setelah membersihkan wajah menggunakan facial wash. Berikutnya, pemakaian serum ini dilanjutkan dengan toner, serum, eye cream (malam hari), moisturizer, dan sunscreen (pagi hari).

First Impression Review Sulwhasoo First Care Activating Serum

Setelah penggunaan selama kurang lebih seminggu (on/off), berikut beberapa poin review first impression saya mengenai Sulwhasoo First Care Activating Serum:

1. Untuk kulit kering, nggak ada efek samping apapun dan kulit tetap terjaga hidrasinya. Tentu saja penggunaannya juga saya sertai dengan produk-produk skincare lain yang menghidrasi untuk memaksimalkan hasil pemakaiannya.

2. Produk ini nggak alcohol free tetapi itu nggak jadi masalah untuk saya. Alkohol pada produk ini berfungsi sebagai penyeimbang kandungan-kandungan ekstraksi di dalamnya dan mampu membantu penyerapan produk menjadi lebih mudah saat diaplikasikan ke kulit wajah.

3. Tercium seperti aroma herbal yang cukup kuat saat diaplikasikan, tapi nggak sampe mengganggu dan masih bisa ditoleransi. 

4. Teksturnya sangat ringan dan cepat meresap. Nggak butuh waktu lama untuk saya lanjut ke penggunaan produk skincare berikutnya.

Sulwhasoo First Care Activating SerumTekstur produk Sulwhasoo First Care Activating Serum

5. Range harganya masih di luar produk-produk yang saya beli. Namun untuk investasi jangka panjang, rasanya produk ini cukup worth it to be purchased, terutama untuk mereka yang memasuki usia 30an.

Baca juga: How to Look Like Lady Boss a la Pixy & Anunk Aqeela

Tertarik juga nggak untuk nyobain produk skincare yang cukup luxury dari Korea ini? Kalau pengen coba juga, cek aja stoknya di toko offline Sulwhasoo (department store & boutique), e-commerce, dan Sulwhasoo Brand Mall. Nggak ada salahnya untuk investasi jangka panjang ke produk ini demi kulit wajah sehat. Happy shopping and see you in the next post!


  • 24 Comments
Jogja, selain terkenal sebagai kota budaya, juga terkenal sebagai kota pelajar. Nggak heran kalau sekarang Jogja makin padat pendatang dari luar kota yang menetap untuk menuntut ilmu di Jogja. Ilmu nggak sebatas apa yang didapatkan di Perguruang Tinggi, tapi bisa juga dari tempat-tempat lain, seperti tempat wisatanya. Walaupun tergolong kota kecil, tapi Jogja menyimpan banyak kenangan berbagai peninggalan sejarah yang patut kita ketahui.

Ngomongin tentang peninggalan sejarah, ada banyak tempat wisata sejarah yang ada di Jogja. Kalau di-list semuanya, ada berapa yha? Ah, buwanyak lah! Saya sendiri termasuk orang yang tertarik dengan wisata sejarah dan merasa kalau museum adalah salah satu pilihan tempat wisata sejarah yang tepat untuk dikunjungi.

Museum Instagramable di Jogja
Museum Instagramable di Jogja

Walau begitu, hasrat untuk eksis sebagai milenial yang peduli dengan konten media sosial juga harus terpenuhi saat berwisata. Selain dapet edukasi sejarahnya, dapet uga dong konten yang cucok untuk memperindah jagad media sosial kita. Yha, nggak? Kalau kamu emang berencana untuk ke Jogja, entah cuma sebentar atau beberapa hari, berikut 3 museum di Jogja yang bisa jadi pilihan tempat wisata sejarah nan instagramable yang harus kamu kunjungi.

1. Museum Ullen Sentalu

Tempat wisata sejarah yang satu ini berada di sekitar lereng Merapi yang tepatnya berada di Jalan Boyong, Kaliurang. Di dalamnya terdapat beraneka ragam koleksi budaya Jawa peninggalan Kerajaan Mataram. Salah satu hal yang bikin saya pengen banget ke museum ini adalah deskripsi banyak teman tentang nuangsa tenang museumnya yang menyatu dengan alam pegunungan.

Baca juga: Sengajakan ke Jogja untuk Mengunjungi 3 Event Kesenian Ini!

Gedungnya pun dikelilingi pepohonan rimbun pepohonan yang bikin suasanya terasa makin sejuk. Kalau lapar, kita bisa langsung menuju Restoran Beukenhof yang menyediakan berbagai hidangan seperti Lobster Thermidor, Breaded Chicken Tender, dan Glazed Lamb Rack.

Museum Instagramable di Jogja
Salah satu akses masuk ke Museum Sentalu

Untuk masuk ke dalamnya, pengunjung domestik hanya perlu membayar Rp 30.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk pengunjung mancanegara hanya perlu membayar Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 30.000 untuk anak-anak. Museum ini dibuka pada hari Selasa – Jumat pada pukul 08.30 – 16.00 WIB dan Sabtu – Minggu pada pukul 08.30 – 17.00 WIB.

2. Museum Affandi

Pertama kali saya berkunjung ke museum ini tuh sekitar hampir 10 tahun yang lalu saat masih kelas 12 SMA. Saya dan seorang kakak sepupu merasa bingung mau berwisata ke mana saat dia sedang liburan di rumah saya. Akhirnya kami memilih untuk pergi ke museum yang lokasinya berada di Jl. Laksda Adisucipto No 167. 

Museum yang terletak di bantaran Kali Code ini memiliki arsitektur bangunan yang terbilang cukup unik. Jika diumpamakan, seperti istana negeri dongeng beratap kuncup hitam yang dibalut tanaman dan dikelilingi pepohonan rindang. Konon bangunan inilah yang menjadi tempat tinggal Affandi serta dibagun dan dirancang sendiri oleh sang maestro.

Museum Instagramable di Jogja
Salah satu ruang pameran di Museum Affandi

Museum Affandi dibuka Senin - Sabtu pada pukul 09.00 – 16.00 dan tutup pada Minggu dan hari libur nasional. Harga tiket untuk wisatawan lokal sejumlah Rp 50.000 dan wisatawan asing sejumlah Rp 100.000. Sedangkan untuk tiket untuk pelajar lokal dikenakan biaya Rp 25.000 dan pelajar asing sebesar Rp 500.000.

3. Museum Benteng Vredeburg

Museum yang awal mulanya bernama Rustenburg, atau yang dalam Bahasa Belanda berarti "peristirahatan", pada akhirnya berganti nama menjadi Vredenburg yang berarti perdamaian. Penggantian nama ini dilakukan usai renovasi benteng yang rusak karena gempa bumi besar. Bentuk bangunan benteng tetap sama seperti awal dibangun meski sudah direnovasi berulang kali, yakni bujur sangkar lengkap dengan 4 bastion atau ruang penjagaan di setiap sudutnya.

Museum Instagramable di Jogja
Pintu masuk depan Museum Vredeburg

Untuk para penggemar arsitektur, kompleks bangunan museum ini mengandung nilai sejarah yang sangat kaya. Kalau kamu penyuka sejarah, aneka diorama yang ada di dalamnya adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Apalagi untuk para milenial, kegiatan hunting foto sudah jadi kewajiban.

Museum Benteng Vredeburg dibuka di hari Selasa – Jumat pada pukul 08.00 – 16.00 WIB dan di hari Sabtu – Minggu pada pukul 08.00 – 17.00 WIB. Untuk harga tiketnya, pengunjung dewasa dipatok tiket seharga Rp 2.000, anak – anak seharga Rp 1.000 dan wisatawan asing seharga Rp 10.000

Baca juga: Nongkrong Sehat Tanpa Micin di Boerdjo Rakyat Seturan

Nah, mumpung masih awal tahun, rencanain sekarang juga jadwal cuti kamu untuk pergi ke Jogja dan mengunjungi tempat-tempat wisata sejarah tersebut deh. Masalah mau nginep di mana, nggak perlu khawatir. Langsung aja buka webiste Pegipegi, klik menu "Hotel" dan cari hotel murah yang akan jadi penginapan kamu selama di Jogja. Pilihan harganya variatif, jadi kamu tinggal pilih aja hotel yang sesuai dengan budget liburanmu.

Museum Instagramable di Jogja
Klik menu "Hotel" di homepage Pegipegi

Museum Instagramable di Jogja
 Pilih hotel yang akan jadi tempat menginapmu di Jogja

Jadi, trip berikutnya mau ke museum apa nih di Jogja?


Photos source:
https://tripjogja.co.id
https://www.yogyes.com
  • 22 Comments

About me

a

Hello there! I'm Hanifa, a lifestyle and beauty blogger who occasionally talk about blogging and travelling . Click here to find out more about me. For further information and business inquires, email me to ivalativa@gmail.com ✉


Search This Blog

Blog Archive

  • ►  2023 (6)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2022 (27)
    • ▼  December (2)
      • 5 Produk Skincare untuk Kulit Kering Normal
      • YIS Science Fair 2022: Pameran Sains Siswa Yogyaka...
    • ►  November (4)
      • Merasa Bahagia dengan Segala Resikonya
      • 5 Produk Favorit untuk Makeup Sehari-hari
      • 3 Mindset Positif untuk Menghadapi Hari Senin
      • I Thought I Knew Better
    • ►  October (4)
      • First Impression Review Sulwhasoo First Care Activ...
      • Berwisata Sejarah ke 3 Museum Instagramable di Jogja
    • ►  September (5)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (22)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (5)
  • ►  2020 (24)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2019 (36)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2018 (60)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (55)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  June (6)
    • ►  May (2)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  November (1)

Follow Me

  • instagram
  • tiktok
  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • youtube

Popular Posts

  • Berniat Membeli Mobil Toyota Kijang Innova Bekas? Berikut 5 Tipsnya!
  • Sering Bepergian Menggunakan Motor? Perhatikan Bagian Ini Saat Service!
  • Review Purbasari Oil Control Matte Powder

Categories

Sponsored (127) Beauty & Fashion (101) Self Growth (50) Food & Travel (40) Event Report (33) Blogging & Social Media (21)

Blogger Communities




Followers

Pageviews

instagram

Template Created By :Blogger Templates | ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top