Sendirian Saat Lebaran


Lebaran tahun ini, kalau boleh jujur, adalah lebaran paling berkesan selama seumur hidup. Aku nggak mudik ke Magetan bareng sama keluargaku untuk yang pertama kalinya. Apakah di antara kalian yang baca ini setidaknya nge-judge dengan pertanyaan di hati: ada masalah keluarga?

Aku nggak bisa bilang kalau alasannya karena ada masalah keluarga. Nggak ada sama sekali. Sebenernya kami sekeluarga mau mudik. Tapi karena Bapak sempet nggak kerja beberapa bulan, akhirnya Bapak memutuskan untuk nggak mudik dan jaga-jaga kalau ada panggilan kerja saat lebaran. Akhirnya yang mudik cuma Ibu karena Uti udah kangen banget sama Ibu.

Lalu, kenapa nggak ikut mudik?

Pertama, aku ngerasa kagol banget kalau mudik tapi nggak sama Bapak. Aku tipe orangnya suka ngobrol dan paling nyambung sama Bapak. Sering kali kalau aku ngobrol sama saudara lain, mereka nganggep kayak omonganku nggak penting. Dicuekin dan nggak ditanggepin. HAHAHA. Ntaps.

Kedua, aku belum lulus. Coi, berat kalau harus berada di lingkungan orang-orang yang looking at you pitifully karena kamu belum lulus kuliah. Se-bagus apapun pekerjaanku, kayanya tetep nggak bakal divalidasi kalau aku belum lulus. Iya, segitu judgmental-nya.

Terakhir, bulan Mei lalu ada kejadian yang bikin aku merasa bersalah banget sama sepupuku. Sebenernya kalau dipikir-pikir kami udah baik-baik aja dan saling memaafkan. But somehow, deep down inside, I don't feel good about it. I need a break. Aku butuh nggak ketemu sama dia dan mereka (saudara yang lain) dan merenungkan lagi perbuatanku yang selama ini salah.

Dalam hati pun aku ngebatin, kira-kira kalau aku nggak ada di sana sama mereka, mereka nyariin aku nggak ya? Sadar nggak ya mereka kalau aku nggak ada? Mereka bakal mengharap kehadiranku nggak ya?

There's always first time for everything 

Untuk pertama kalinya, aku sholat ied nggak bareng ibu atau saudaraku.

Untuk pertama kalinya, aku langsung ngurus kerjaan sepulang dari halal bi halal.

Untuk pertama kalinya, aku makan opor sendirian di meja kerja saat lebaran.

Untuk pertama kalinya, aku cuma bisa senyum ngeliat update boomerang temen-temen di IG bareng keluarganya.

Untuk pertama kalinya, aku nangis nulis blog tentang hari lebaranku.

Pernah/sering ngerasa sepi di tengah keramaian? Itu yang aku rasakan. Rasanya jauh dari siapapun. Kadang aku berpikir kalau auraku pun memancarkan aura seseorang yang perlu dijauhi. Rasanya aku pengen dideketin tapi aku jauh.

Aku nggak tahu apakah pengalaman ini baik atau buruk, tapi yang jelas pengalaman nggak mudik untuk pertama kalinya ini cukup berkesan untukku. Aku nggak bahagia dengan pengalaman ini. Sedih? Hmmm, kayanya sih gitu. Ya gimana dong, biasanya bareng-bareng, jadi sendirian.

Aku bersyukur atas pengalaman ini

Pengalaman ini juga bikin aku bersyukur. Bersyukur karena ada Bapak yang nemenin aku. Bersyukur bahwa kami sekeluarga masih bisa bermaaf-maafan walauu by phone only. Bersyukur bahwa aku masih bisa merasakan kesedihan saat nggak bersama dengan keluarga besar. Artinya aku masih menyayangi mereka sebagai keluarga.

Kalau kamu, pengalaman lebaranmu tahun ini kayak gimana? Share di kolom komentar yaaa. Thank you for reading and see you on the next post!

Post a Comment

8 Comments

erny's journal said…
Tenang aku nggak post boomerang kok hajaja.
Hanifa said…
Iya sih nggak post boomerang...

Tapi nge post rewind 😂
Ema Poetry said…
hmmmmmmmmmm aku mudik tapi rasanya beda, karena tanpa bapak tahun ini :( dan semua rasanya asing.
semoga hati tetap kembali fitri, meski rasanya sepi :)
Hanifa said…
Mbak Ema :') InsyaAllah Bapak berada di tempat yang jauh lebih baik di sisiNya :')

Semoga kita bisa jadi pribadi yang lebih baik ya Mbak :')
Unknown said…
Aku nggak pernah mudik kemana - mana karena memang nggak punya kampung. But if I can share with you, bertahun - tahun aku lebaran tanpa papa. Karena papa kandungku pergi (i dont know if this a good or worst way) dan sekarang aku tinggal sama Nenek. Well, kemarin sempat mau mengunjungi papa, tapi dia kayak nggak pengen ditemuin. Aku chat gak dibales, at all. Yasudah, akhirnya aku memilih lebih sibuk ngurusin blog dibanding perasaan nggak enak itu hehe. Cheers up babe!
Unknown said…
pasti ditanya mana mana mana ... mana pasangannya ya mbak
Hanifa said…
Mba Puuuuut *peluk erat*

Yang penting Mbak Put udah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga tali silaturahmi yah. Perkara papa mau enggak udah jadi urusan papa.

And blogging can be our pain healer :') Makin semangat ngeblog biar temen2 yang juga merasakan jadi nggak ngrasa sendirian :'* Thank you Mbak Puuuut :*
Hanifa said…
Kalau itu sih belum :))