Upaya Mencegah Penularan Virus Corona Selain WFH


Upaya Mencegah Penularan Virus Corona Selain WFH


Kerja dari rumah atau work from home (WFH) bukan sesuatu yang baru untuk saya. Selama 4 tahun ini, saya udah biasa ambil job freelance yang bisa dikerjain dari mana aja, termasuk dari rumah. Saya pun udah punya workspace sendiri supaya lebih nyaman kerja dan nggak terlalu terdistraksi untuk rebahan terus. Jadi yha udah terbiasa gitu.

Walau begitu, entah kenapa sejak WFH atau kerja di rumah tuh jadi himbauan, stress akan beban pekerjaan tuh kok rasanya jadi lebih kerasa. Padahal dari dulu kan udah dibiasain kerja di rumah. Emang sih, semenjak kerja kantoran, beban pekerjaan jadi nggak begitu terasa karena ketemu dengan temen-temen kantor yang asyik dan bikin spaneng ilang.

Tapi mau gimana lagi.. Himbauan ini juga muncul bukan tanpa alasan. Sejak kasus positif pertama terungkap di awal Maret, kantor saya juga udah mulai meningkatkan kewaspadaan dengan memasang hand sanitizer dan menganjurkan karyawan untuk menjaga kesehatan. 

Anjuran Work From Home untuk Mencegah Penularan Corona

Mendekati pertengahan bulan, desas-desus kantor akan tutup dan semua karyawan beralih kerja remote dari rumah pun makin nyaring terdengar. Hingga akhirnya semua karyawan harus WFH dan dihimbau untuk nggak mudik. 

Kaget? Jelas iya. Saking kaget dan terlalu denial dengan situasi tersebut, saya sampe stress dan demam. Pada saat itu saya ngiranya udah kena corona. Kenapa sampe mikir kayak gitu? Simply karena salah satu gejalanya adalah demam. Kan di mana-mana kalau mau masuk tuh jidatnya harus “ditembak” dulu. Wah, fix nih, udah kena corona!

Hayo, ada yang punya pengalaman serupa nggak? Tiba-tiba aja badan kerasa demam dan langsung menyangkut-pautkan pengalaman tersebut dengan corona. Well, nggak semuanya yang demam itu corona, gengs. Kamu batuk-batuk dan bersin pun belum tentu udah terjangkit virus covid-19.

Cara Mendeteksi Virus Corona dalam Tubuh

Lalu, gimana caranya supaya tau kalau kamu negatif atau positif corona?

Cara yang paling dianjurkan untuk mengerti keakuratan hasil dari semua gejala yang kamu alami adalah melalui tes. Ada beberapa tes yang bisa kamu coba untuk ngerti langsung, sebenernya udah kena corona apa belum sih?

1. Rapid Test

Rapid test adalah  pemeriksaan imunoglobulin sebagai tahap skrining awal. Uji virus corona satu ini menggunakan spesimen darah dan nggak menggunakan apusan tenggorokan atau apusan kerongkongan. Selain itu, rapid test nggak perlu dilakukan di Lab Biosafety Level 2. 

Rapid test ini bisa dilakukan hampir di semua Lab kesehatan yang ada di RS di Indonesia. Tapi, rapid test nggak berdiri sendiri untuk mendeteksi COVID-19 di masyarakat karena untuk tau reaksi imunoglobulin dari seseorang yang terinfeksi corona paling nggak butuh waktu satu minggu.

2. Polymerase Chain Reaction (PCR)

Hasil dari rapid test emang nggak bisa terlalu diandalkan, apalagi kalau hasilnya bisa false negatif. Maka dari itu, tes lain yang dianjurkan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menggunakan apusan tenggorokan/kerongkongan harus tetap dilakukan. 

Kegunaan dari tes ini pada dasarnya untuk mengkonfirmasi hasil dari rapid test yang sudah dilakukan. PCR memiliki sensitivitas yang jauh lebih tinggi dibanding pemeriksaan rapid, sehingga hasilnya juga lebih akurat

3. Online Test using Halodoc

Selain dua tes di atas, ada pula tes lain yang bisa kita gunakan. Halodoc menyediakan tes online untuk membantu skrining awal dalam mendeteksi COVID-19 di masyarakat. Tes online ini berisi beberapa pertanyaan mengenai gejala atau risiko penularan COVID-19 yang bisa dimanfaatkan untuk cek virus corona langsung melalui aplikasi.

Lewat Halodoc, kamu juga bisa kok meminta bantuan dokter melalui aplikasi Halodoc untuk membantu mengevaluasi kesehatan pasien. Selain itu, kamu juga bisa meminta saran dokter mengenai cara merawat pasien di rumah yang diduga mengidap virus corona.


1. Buka aplikasi Halodoc
2. Klik pilihan "Tes Covid-19
2. Pilih RS tujuan untuk melakukan rapid test


4. Untuk melakukan tes online, klik pilihan "Periksa Covid-19"
3. Tunggu sampai pop-up chat muncul, lalu mulai jawab pertanyaan-pertanyaan di sana
4. Jika sudah selesai, kamu bisa lanjut mencari tau info lain sesuai kebutuhan

Beberapa Cara untuk Mencegah Paparan Covid-19

Walau rapid test menunjukkan hasil positif, tanpa gejala, atau gejala yang minimal, seseorang harus melaksanakan isolasi diri di rumah. Isolasi secara mandiri ini juga dibarengi dengan monitoring oleh Puskesmas atau petugas kesehatan yang telah disepakati. 

Selain itu, ada beberapa langkah lain yang perlu dilakukan agar kita tidak terpapar virus covid-19. Beberapa langkah tersebut antara lain:

1. Melakukan cuci tangan secara rutin
2. Menjauhi tempat-tempat ramai seperti pasar, mall, cafe, dan tempat-tempat lain sejenisnya
3. Menggunakan masker dan sarung tangan jika harus keluar rumah
4. Selepas bepergian, langsung lepas dan rendam seluruh pakaian dan segera bersihkan badan dengan mandi. Hindari interaksi dengan anggota keluarga lain sebelum melakukannya.
5. Isolasi mandiri jika timbul gejala-gejala covid-19

Dari semua cara di atas, apa saja yang sudah kamu lakukan? Selama keadaan masih dirasa belum begitu membaik, jangan lupa untuk terus lakukan langkah-langkah pencegahan di atas ya!

Post a Comment

26 Comments

Alaniadita said…
Aku!
Aku udah ngelakuin 5 hal itu. Eh 4 ding. Yang terakhir semoga jangan sampai timbul gejala covid.
Sehat sehat ya kitaa.

Aku seneng banget halodoc hadir ditengah pandemi ini.
Bikin kita ga usah keluar rumah.
Konsultasi dokter bisa.
Tebus obat bisa.
Bahkan uda bisa Screening covid yha.

Sehat sehat mba Hanifa, kita akan baik baik aja insyaAllah.
lawan bersama yaa corona virus ini.
Farida Pane said…
Asyik dong ya bisa tes corona lewat halodoc. Ntar aku coba, deh
Nurul Sufitri said…
AKu mencari tahu informasi tentang virus corona melalui Halodoc. Komplit banget deh jadi ga penasaran gitu, ga hoax juga. Ternyata di Halodoc kita bisa melakukan test corona ya. Oh ya, aku keluar rumah hanya untuk berobat dan berbelanja kebutuhan sehari2 aja.
Ade UFi said…
Semua test itu ada di Halodoc ya, Mba? jadi memudahkan kita yang memang mau ikut cek, kita terkena corona atau nggak
Mugniar said…
Baca ini, tadi sempat merasa prihatin dengan para petugas bagian Polymerase Chain Reaction (PCR) yang memeriksa apusan tenggorokan/kerongkongan pasien. Duh, kan rentan sekali ya mereka kena. Semoga mereka dan kita semua dilindungi Allah dari pandemi ini.
Nah, aku juga awal-awal sempat parno tapi larinya bukan demam
karena aku punya asma, tiba-tiba aja kalau malem jadi sering sesak napas dan asmanya kambuh terus saking stresnya huhu

Tapi sekarang udah gak lagi karena udah gak mau baca berita di medsos yang bikin stres.
Wah, ternyata bisa test corona via Halodoc yah, pastinya bisa lebih praktis yah
Emang deh udah yang paling bener untuk saat seperti ini tuh di rumah saja, kecuali memang untuk belanja kebutuhan sehari yang bisa dilakukan online aku lebih memilih online. Tapi belanja sayur dan makanan biasanya seminggu sekali ke supermarket. Yang harus diperhatikan imunitas tubuh nih, biasanya aku konsumsi vitamin dan beli lewat Halodoc.
Siti Nurjanah said…
Pandemi ini berkembang secara masif di Indonesia bertepatan dengan musim pancaroba yg identik dgn flu. Dan gejalanya pun hampir mirip, aku pun pernah ada di fase kekhawatiran itu
Ya semoga aja masalah covid-19 ini lekas usai dan segalanya berjalan membaik
Ovianty said…
Halodoc sudah kayak klinik kesehatan online ya, bagus dan lengkap juga. Selain konsul, beli obat banyak juga tips by artikel. Ini sangat membantu selama wfh dan sfh, supaya tidak usah keluar rumah juga.
Rina said…
Infonya lengkap dan terpercaya ya dr Halodoc. Sy juga unduh aplikasi halodoc
@mirasahid said…
Lengkap banget yaa, di halodoc itu. Btw, aku sendiri udah freelance sejak 2017an, dan lalu malah menikmatinya hingga kini. Karena justru lebih bisa memberikan banyak pengalaman.
Kadang udah di rumah aja juga msh ada yg kena, dr baca kasus2 ada yg krn nempel di paket, uang kembalian dll. Emang yg namanya sterilisasi barang2 penting dan gak lupa cuci tangan ya mbak. Wah di halodoc udah bisa skrining jg ya mbak. Smeoga kta semua selalu sehat yaa aamiin
Eri Udiyawati said…
Dan terus terang saja ya, saya jadi sebel sama mereka yang mudik, terus bawa virus ke kampung halaman. Memang sih ya, dilema, mereka di perantauan sudah tidak bekerja, dan mudik jadi masalah. Di kabupaten kami, yang positif itu mereka-mereka yang dari perantauan. :(

Terobosan baru nih, Halodoc bisa cek virus corona.
Membantu banget nih layanannya halodoc ini. Sekarang kalau mau ke RS pasti ga nyaman banget
work from home sama physical and social distancing membantu yaa mba..tapi harus disiplin dan semua harus melakukan hal yang sama. Kalau ngga susah kita flatten the curve ya mbaaa
Nathalia DP said…
Semoga dengan usaha yang sudah maksimal, kita semua bisa terhindar dari virus ini ya...
indahjuli said…
Anakku yang paling besar sempat sakit di saat lagi heboh-hebohnya corona, mau bawa ke rumah sakit khawatir nanti dijadiin odp, untung ada halodoc, bisa nangani sakitnya dari info yang kudapat, dan ternyata asam lambung.
Alhamdulillah bisa lakukan tes kesehatan melalui aplikasi halodoc ya. Ngebantuin banget nih di kondisi yang sulit ga bisa kemana-mana, tapi tetap butuh jasa pelayanan kesehatan.
Herva Yulyanti said…
Biayanya berapa mba rapid tes di halodoc? Aku kemarin sempet nengokin juga fitur rapid tes ini tap berhubung butuhnya buat beli obat yo wes deh ga dibuka hehehe
lendyagasshi said…
Zaman sekarang bener-bener canggih yaa...
Semoga banyak orang yang gak panik di saat pandemi begini dan tetap di rumah.
Farahdjafar said…
Aku kalo keluar rumah seminggu sekali ke mama karena deket dan pas keluar semua dipake dari sarung, masker bawa hand sanitizer .pas sampe rumah aq ga sapa mama dulu beres2 dulu setelah beberapa menit kemudian baru deh sapa
Naqiyyah Syam said…
Aku juga awal-awalnya cek dulu apa gejala yang aku rasakan adalah Covid-19, sempat sesak napas dan asma kambuh karena banyak baca berita hiks... alhamdulillah bukan
Nyi Penengah said…
Aku belum melakukan tes mba, soal corona ini di daerahku belum ada
semoga wabah ini lekas hilang, awalnya kupikir ga bakalan masuk indonesia nyatanya jadi pandemi
unung ada halodoc ya
Semoga sehat2 untuk kita ya Hanifa, pandemi segera berkarir dan bisa berkarya dengan lancar kembali.
Erny Kurnia said…
Kalo Aku karena terbiasa ngantor sejak 6 taun silam jadi kerja di rumah tuh sungguh tantangan banget. Sekarang udah terbiasa, eh mau mulai the new normal dgn WFO. haha.
Tira Soekardi said…
sekaarng kayaknay jadi ribet ya, tp memang hrs dilakukan dalam upaya mencegah