A Girl Thoughts - Lifestyle and Beauty Blog by Hanifa Setiatmadji

  • Home
  • Beauty
  • Travel
  • Self Growth
  • Sponsored
  • About Me
  • Recognition
  • CONTACT

Luminous by Beauty First Clinic

Another skincare review is here! Udah cukup lama kayanya saya nggak review produk perawatan kulit di blog ini. Terakhir kayanya sih 2 bulan yang lalu apa ya? Weh, ternyata udah cukup lama. So here I am, back with another skincare review dan kali ini saya mau share pengalaman dalam menggunakan salah satu produk essence yang baru aja launching bulan Juni lalu, yaitu Luminous Essence by Beauty First Clinic.

luminous essence by beauty first clinic
Kak Bintang, PR Beauty First Clinic, memperkenalkan brand Luminous kepada para tamu undangan

luminous essence by beauty first clinic
Rangkaian produk Luminous by Beauty First Clinic

Pada launching event Luminous bulan lalu, ada beberapa rangkaian produk dan paket yang diperkenalkan oleh Beauty First Clinic. Rangkaian paket dari Luminous tersebut terdiri dari Hyaluron Prime Package, Hyaluron Package, Calming Package for Acne, dan Brightening Prime Package. Jenis-jenis paket tersebut didesain untuk menyesuaian kebutuhan skin care untuk berbagai jenis kulit.

luminous essence by beauty first clinic
Luminous Essence by Beauty First Clinic

Melalui klaimnya, rangkaian produk dari Luminous by Beauty First Clinic memilik berbagai manfaat seperti untuk membersihkan, melindungi, menutrisi dan memperkuat ketahanan skin barrier kulit. Manfaat ini didapatkan dari berbagai bahan yang digunakan di dalamnya, seperti Centella Asiatica, Hyaluronic Acid dan Ceramide. Selain itu, klaim berupa formulasi yang ringan, nggak mengandung alkohol, SLS dan paraben free membuat Luminous by Beauty First Clinic aman untuk kulit sensitif. 

luminous essence by beauty first clinic
Penjelasan seputar rangkaian produk dari Luminous oleh salah satu dokter Beauty First Clinic

Ngomongin tentang kebutuhan kulit, udah lebih dari 6 bulan ini saya nggak menggunakan produk essence. Alasannya simpel sih, karena ngerasa belum butuh lagi aja. Saya ngerasa kulit masih cukup lembap dan dengan memakai toner serta moisturizer pun sebenernya udah cukup. 

Tapi beberapa bulan belakangan kulit saya rewel lagi. Pas musim yang nggak menentu gini, saya sering mengalami permasalahan kulit kering sampe mengelupas. Apparently, minum air 3L dan memakai rangkaian skincare saya yang biasanya masih belum membantu.

Wah, perlu ada "nutrisi" tambahan apa lagi nih ya? Setelah saya coba renungkan, hmmm kayanya perlu nambahin produk yang sekiranya bisa nambah kelembapan kulit. Beruntung banget saya bisa dapet kesempatan untuk nyobain produk essence dari Beauty First Clinic 3 minggu ini. Lalu, gimana sih hasil dari Luminous Essence by Beauty First Clinic ini?

Packaging

Luminous Essence by Beauty First Clinic memiliki packaging kaca yang memberikan kesan elegan saat pertama kali saya lihat. Dengan kemasan botol yang clear, kita bisa langsung melihat seberapa banyak produk yang tersisa selama pemakaian. Tutupnya berbahan plastik dengan double lock di bagian tube-nya untuk menjaga keamanan produk jika dibawa bepergian.

luminous essence by beauty first clinic
Tutup botol kemasana Luminous Essence by Beauty First Clinic

Pada kemasan botol produk essence dari Beauty Fisrt Clinic ini juga terdapat keterangan produk yang cukup lengkap, berupa cara pemakaian, ingredients, serta tempat produksinya. Secara keseluruhan packaging dari produk ini cukup aman tapi untuk saya pribadi masih bikin insecure karena kemasan botol kaca rawan pecah kalau mendadak ketrucut saat dipegang.

Ingredients

Water, Glycerin, Centella Asiatica Extract, Butylene Glycol, Niacinamide, Glycosphingolipids, Phenoxyethanol, Triethanolamine, Allantoin, Disodium EDTA, Sodium Hyaluronate, Fragrance
luminous essence by beauty first clinic
Keterangan produk berupa cara pemakaian, ingredients, dan tempat produksi Luminous Essence by Beauty First Clinic

Melalui keterangan produknya, Luminous Essence by Beauty First Clinic diklaim cocok untuk semua jenis kulit, termasuk kulit kering dan berjerawat karena mengandung Centella Asiatica dan Sodium Hyaluronate sebagai wound healing serta kandungan-kandungan yang cocok untuk kulit kering seperti Glycerin, Butylene Glycol, Allantanin. Selain itu, terdapat juga Niacinamide yang berfungsi sebagai anti aging dan mencerahkan kulit wajah.

luminous essence by beauty first clinic
Hasil analisa ingredients Luminous Essence by Beauty First Clinic melalui SkinCarisma

Luminous Essence by Beauty First Clinic diklaim sebagai essence wajah dengan formulasi yang ringan dan nggak berminyak merupkan langkah awal perawatan kulit yang penting setelah melakukan pembersihan. Membuat kulit terasa lembap dan kenyal dengan sensasi menenangkan. Perpaduan dari bahan aktif Centella Asiatica, Ceramide, Niacinamide dan Hyaluronic Acid. Dengan pemakaian teratur untuk skincare pagi maupun malam hari, produk ini diklaim mampu memberikan efek kulit wajah yang lebih cerah, meratakan warna kulit dan memperkuat skin barrier. 

How to Use

Untuk produk essence dari Luminous by Beauty First Clinic ini, saya biasa gunakan dalam rangkaian skincare pagi dan malam hari, tepatnya setelah penggunaan toner. Ritualnya jelas, setelah membersihkan wajah dengan micellar water, facial foam, toner, dan dilanjut dengan Luminous Essence by Beauty First Clinic untuk menambah hidrasi pada kulit wajah.

luminous essence by beauty first clinic
Tekstur produk Luminous Essence by Beauty First Clinic

Seperti tekstur essence pada umumnya, produk ini memiliki tekstur yang cair dengan kadar fragrance yang nggak begitu tajam. Saya termasuk orang yang prefer produk dengan kandungan fragrance karena menurut saya aroma pada produk skincare membuat experience pemakaian jadi lebih menyenangkan. Aroma dari produk ini masih termasuk dalam taraf wajar dan nggak menyengat sama sekali.

Product's Review

Setelah pemakaian Luminous Essence by Beauty First Clinic selama kurang lebih 2 minggu on and off, berikut beberapa pin yang ingin saya highlight sebagai review produk ini:

💕 Packaging dengan botol transparan dan double lock membuat kemasan terlihat mewah dan produknya pun terjaga dengan aman

💕 Tekstur yang cari membuat produk mudah menyerap ke kulit saat digunakan dan nggak perlu nunggu lama untuk melanjutkan pemakaian produk berikutnya

💕 Kandungan yang terdapat dalam essence Luminous ini terbukti mampu melembapkan dan menenangkan kulit. Bekas luka jerawat di kulit saya terlihat lebih samar dan kondisi kulit pun menjadi lebih terhidrasi. 

luminous essence by beauty first clinicHasil pemakaian Luminous Essence by Beauty First Clinic sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) selama 2 minggu on and off

Jika dilihat dari foto before after di atas, memang nggak begitu terlihat perubahan yang drastis karena pemakaian produk ini selama 2 minggu masih on and off. Tetapi yang paling terasa untuk saya tetap manfaat hidrasinya dan bekas jerawat yang mulai tersamarkan. Sesuai klaimnya sebagai soothing dan calming product, essence dari Luminous by Beauty First Clinic ini memang mampu menenangkan kulit dan mencerahkannya.

Untuk purchase produk ini, kamu bisa langsung cek di Shopee Luminous dengan harga Rp 150.000 dan jangan lupa untuk cek info terbaru seputar produk-produk dari Luminous by Beauty First Clinic di Instagram Luminous ya!
  • 25 Comments
Bolu The Cat

Sejak kecil saya suka banget sama kucing. Saat SD saya belum punya kesempatan untuk pelihara kucing tapi seneng banget kalau ada kucing yang mampir ke rumah. Selain saya, Bapak juga salah satu orang terdekat yang suka dengan kucing. Dulu beliau punya kucing peliharaan bernama Mia yang akhirnya juga jadi nama kucing saya yang pertama. 

Saat itu saya masih SMA dan Mia pertama kali datang ke rumah dalam keadaan yang nggak begitu baik. Mia, kucing berwarna hitam yang sering mampir rumah kala itu, makin betah datang dan sering menginap di rumah. Sejak saat itu saya klaim Mia sebagai kucing saya.

Baca juga: Berdamai dengan Situasi Krisis Covid 19

8 tahun berlalu, Mia sakit dan saya tau bahwa saat itu dia sakit. Tapi karena saya masih kuliah dan orang tua saya belum bisa mengeluarkan biaya lebih untuk perawatan hewan, akhirnya saya usahakan untuk terus memberikan Mia makan. Beberapa hari kemudian, Mia pergi dan saya dapet laporan dari tetangga kalau Mia mati di belakang rumahnya. Sejak saat itu, saya nggak mau memelihara kucing lagi.

Mia adalah kucing yang berkesan untuk saya. Kadang saya masih memikirkan tentang Mia, seandainya pada saat itu pengetahuan saya tentang cara memelihara kucing lebih baik dari apa yang saya ketahui saat Mia masih ada, mungkin setidaknya saya bisa bersama dia lebih lama. Saya seharusnya secepat mungkin melakukan sterilisasi dan vaksinasi kepada Mia agar dia bertahan hidup lebih lama. Namun kurangnya pengetahuan saya saat itu akhirnya bisa jadi pelajara yang berharga untuk saya.

Baca juga: Podcast, Teman Ngantor Bareng Selama WFH

Sebenernya setelah Mia mati, saya ingin memelihara kucing lagi. Beberapa kali rumah saya menjadi shelter pemberhentian beberapa kucing liar dan mereka nggak pernah bertahan mampir lebih dari setahun. Ada beberapa yang memang hanya mampir saja, beberapa ada yang sempat saya rawat tapi pergi juga dari rumah, beberapa yang lain mati karena sakit dan nggak bisa saya selamatkan lagi. 

Sama seperti membesarkan anak, setelah saya paham bahwa memelihara kucing juga memerlukan biaya yang nggak sedikit, saya bertekad untuk mengadopsi lagi setelah kondisi ekonomi saya lebih baik. Saya pun juga berusaha mengedukasi keluarga atau setidaknya orang-orang di rumah untuk memperlakukan kucing dengan layak. Tentunya untuk meminimalisir hal-hal yang nggak diinginkan.

Baca juga: 3 Kegiatan yang Bikin Happy Kala Pandemi

Sebelumnya Bapak saya juga kurang memahami bagaimana cara memelihara kucing yang benar. Dulu beliau pernah mencoba membawa 2 kucing kecil, tapi bukannya dikasih kandang dan ditaruh di dalam rumah, malah ditaruh di teras. Nggak bener emang... Sejak saat itu saya juga tegas ngasih tau kalau kucing juga nggak boleh makan sembarangan dan tidur di dalam rumah. Saat sakit pun langsung dibawa ke dokter dan perlu rutin check up untuk memastikan tubuhnya dalam keadaan sehat.

Lalu tahun lalu, tepatnya Agustus 2020, saya memutuskan untuk mengadopsi satu kucing oren dari temennya temen saya si Agi. Karena Agi punya kucing oren yang menggemaskan bernama Bob, saya jadi pengen punya satu yang sama seperti Bob. Setelah berhasil saya bawa pulang, saya langsung namai dia dengan julukan Bolu karena warnanya yang seperti kue bolu kukus. Saat itu umurnya masih sekitar 2 bulan dan dia masih keciiiiil sekali.

View this post on Instagram

A post shared by Hanifa | Lifestyle & Beauty :koala: (@honeyvha_)

Awalnya memelihara kucing lagi nggak semudah memberi makan dan tempat kepada kucing yang memang rela mampir ke rumah kita. Kucing yang mampir ke rumah biasanya memang meminta makan dan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Lain halnya dengan kucing adopsi yang mungkin udah terbiasa dengan keluarga dan rumah sebelumnya, jadi saat pindah pun proses adaptasinya lebih sulit dan perlu dikandang beberapa minggu sampe beneran terbiasa dengan tempat tinggalnya yang baru.

Sebulan setelah Bolu berada di rumah, dia udah mulai terbiasa dan senang mengeksplorasi rumah. Dulu saya sempet nggak bisa membiarkan dia pergi keluar rumah. Tetapi lama kelamaan saya relakan dan bersikap lebih santai ketika dia pergi main bahkan sampe ke area yang agak jauh dari rumah. 

View this post on Instagram

A post shared by Hanifa | Lifestyle & Beauty :koala: (@honeyvha_)

Daerah tempat tinggal saya masih di area pedesaan yang cukup kondusif dan Bolu sendiri masih takut dengan suara kendaraan dan orang asing, jadi bagi saya coping mechanism untuk melindungi dirinya juga cukup baik supaya terhindar dari hal-hal yang nggak diinginkan.

Sekarang setelah satu tahun, udah banyak hal yang berubah seiring pertumbuhannya yang tiap hari tuh adaaa aja yang baru. Dia udah disteril dan vaksin, makan pun termasuk lancar dan jarang sakit-sakitan. Hanya saja kalau masalah kutu masih perlu diobati secara berkala karena dia sering main di luar rumah dan mungkin bertemu dengan kucing-kucing lain, jadi kadang bikin dia masih gatelan di area leher.

View this post on Instagram

A post shared by Hanifa | Lifestyle & Beauty :koala: (@honeyvha_)

Saya bersyukur dengan adanya Bolu di hidup saya. Dia yang sebelumnya nggak betahan di rumah, sekarang lebih sering tidur dan main di rumah. Mungkin karena beberapa waktu ini saya rutin memberikan dia cemilan dan makanan yang dirasa lebih enak untuk dia. Tapi keberadaan Bolu juga cukup berdampak kepada mental saya, jadi lebih damai dan bahagia ketika udah menyempatkan diri bermain bersama dia

Walaupun ada perubahan habit karena pasca steril biasanya kucing memang lebih senang di rumah, tapi jiwa kocheng oyen yang liar masih ada dan sering dia gunakan untuk berburu. Beberapa waktu yang lalu dia berhasil menangkap tikus, kelelewar, dan burung pipit yang biasa nangkring di pohon depan rumah.

View this post on Instagram

A post shared by Hanifa | Lifestyle & Beauty :koala: (@honeyvha_)

Sial, sekarang udah nggak ada burung yang berkicau dan menghiasi pohon rumah saya gara-gara Bolu. Tetapi dia udah saya pasangin kalung lagi. Siapa tau kalau ada burung suatu saat nanti, Bolu hanya bisa mengusir tanpa memakannya. Yah setidaknya mereka selamat daripada harus mati di genggaman kocheng oyen.

Kira-kira saya perlu adopsi kucing lagi nggak ya? Hmmm, pengen sih. Let's see kalau akhir Q3 ini gaji saya naik ya? Kucing telon keknya lucu sih. Wkwkwkwkwk.

  • 0 Comments

Beberapa minggu ini saya kepikiran untuk mengembalikan fungsi blog sebagi platform curhat, tempat di mana saya beneran cerita dari lubuk hati terdalam mengenai kegelisahan dan hal-hal lain yang saya rasakan selama ini. Saya sampe beli keyboard baru, Fantech Sakura Lite Fighter II K613L, supaya bisa lebih produktif menulis dan bersemangat untuk ngisi blog ini dengan konten-konten yang organik. Salah satunya jelas konten curhat berkedok self development wkwkwk.

berdamai dengan situasi krisis

Berbicara tentang kondisi beberapa waktu belakangan, jujur saya merasa takut dan cemas. Ada banyak kejadian dan berita negatif yang bersliweran dan tertangkap oleh mata saya. Berita-berita tersebut kebanyakan datang dari sumber yang masih harus diverifikasi kembali kebenarannya. Platform media sosial yang sebelumnya bikin saya excited dan terinspirasi, fungsinya kini udah berubah jadi tempat dengan konten yang menakut-nakuti.

Pandemi masih belum berakhir dan dari hasil pemikiran ecek-ecek alias overthinking saya sih kayanya ini nggak bakal ada ujungnya deh. Asli, saya udah merasa desperate banget kalau berada di krisis seperti ini karena pemerintah sama sekali nggak becus dalam penanggulangan becana nasional ini.

Baca juga: 5 Cita-cita yang Ingin Saya Wujudkan di Umur 30an

Ini termasuknya nasional, kan? Walau pandemi emang cakupannya seluruh dunia, tapi krisis yang terjadi di Indonesia tuh beda banget penanganannya kalau dibandingan dengan negara-negara lain. Bahkan sekelas Vietnam yang sama-sama berada di Asia Tenggara pun beda banget. Emang sih, urip ki wang sinawang. Tapi nek perkoro covid, ha mbok mending negoro liyane lah mbangane Indonesia.

berdamai dengan situasi krisis

Saya tau dan paham betul kalau sebenernya yang kayak kinerja pemerintah tuh udah di luar jangkauan saya. Cuma bikin tambah stress dan frustasi kalau misal mikirin aksi pemerintah bakal ngapain. Kayak udah nggak bisa berharap karena nggak keliatan nih ujungnya bakal sampe mana. Kan capek ya?

Baca juga: Upaya Mencegah Penularan Virus Corona Selain WFH

Ini kalau saya kaya raya mah udah cari vaksin berbayar, packing, dan cabs ke Australia aja biar bisa hidup lebih tenang. Cita-cita ini akan selalu ada sih, apalagi saat keadaan krisis kayak gini pemerintah Aussie lebih sat set ketimbang Indonesia. Ha wong dana bantuan sosial we ditilep og, bwos. Piye meh sat set handle keadaan krisis jal kalau biaya buat ngehidupin rakyat udah raib?

Sejak 3 minggu yang lalu, saya udah berusaha beraktivitas hanya di rumah aja. Most of the time sih, lebih tepatnya. Saya udah menghindari nongkrong reramean di luar rumah dan pergi hanya saat ada urusan pekerjaan atau belanja aja. Lalu seminggu kemudian, saya dapet kabar dari pacar kalau dia positif covid. Hati saya mendadak ambruk dan semua terasa blurry karena saya tau keadaan dia nggak memungkinkan kalau misal sampe isolasi mandiri sendirian aja tanpa ada yang ngurusin.

Baca juga: 3 Pelajaran Berharga Setelah Sakit Selama 2 Minggu

Ketika awal saya dikabari oleh dia, terus terang saya panik. Walau udah berusaha untuk nggak panik, karena saya tau kalau panik nggak akan menyelesaikan masalah sama sekali, tetep aja bawaan syaraf-syaraf di badan saya tuh menegang dan susah dikendalikan. Makin parah lagi saat ibunya minta saya untuk menjaga dia. Awalnya saya merasa baik-baik aja, tapi saat prosesnya saya harus jadi penengan antara dia dan ibunya yang juga sama-sama panik. 

It wasn't going well and I almost yelled at her. Probably I did but the situation was also super overwhelming for me.

Sekarang setelah 2 minggu berlalu dari awal dia tes dan dinyatakan positif, Alhamdulillah dia udah tes lagi dan hasilnya negatif. Mungkin hari Rabu minggu ini dia akan mulai bekerja lagi dan kembali produktif. Walau begitu, dia masih merasakan efek dari virus covid tersebut yang menyebabkan dia masih merasa sesekali sesak nafas dan batuk. 

Tapi kami berdua udah bikin perjanjian bahwa setelah ini akan berusaha workout bareng dan menjaga pola makan sehat. Saya udah follow beberapa akun vegan just for some references sih. Mereka udah pasti menjalani plant based lifestyle dan referensi makanan dari komunitas ini bisa saya contek untuk diadaptasi ke gaya hidup saya berikutnya. 

Yhaaa walau begitu sambil nulis ini pun saya tetep kepikiran untuk bikin Indomie goreng telur dan teh manis anget.

View this post on Instagram

A post shared by Vegan Baby (@veganbaby.id)

Salah satu contoh akun vegan yang saya follow sebagai referensi

Bersamaan dengan info kalau pacar saya udah sembuh dari covid, kemaren juga ada update kondisi terbaru dari teman saya kalau ayahnya mendadak deman dan dari HR yang menginfokan bahwa bos saya membutuhkan donor plasma. Oh God, what an  intense emotional roller coaster it's been. Kadang saya heran, denger berita yang "unfortunate" seperti ini kok energi saya langsung nge-drain, ya? Kenapa kok gampang banget? Apa karena rasa takut dan khawatir udah terlalu menguasai pikiran saya?

Baca juga: 7 Cara Menjaga Produktivitas Selama WFH

Saya masih nggak ngerti alasannya, tapi saya berusaha untuk mengembalikan lagi kewarasan saya dengan memikirkan kembali apa saja yang bisa saya kendalikan ketika dihadapkan dengan situasi seperti ini. Lalu sampailah saya pada poin tentang betap beruntungnya saya masih bisa bekerja dari rumah, saya udah lebih financially prepared ketimbang sebelumnya, dan keluarga saya juga cukup dari segi ekonomi. 

Saya masih bisa menghibur diri di rumah dengan berbagai macam kegiatan, tetap bisa terkoneksi dengan teman-teman dan keluarga untuk sekedar ngobrol sampai diskusi, kucing saya si Bolu pun kelakuannya makin menggemaskan dan saya bersyukur ada dia di sisi saya sekarang. 

Baca juga: 3 Tips Menjaga Silaturahmi di Tengah Pandemi Corona

Keadaan saat ini kurang lebih hampir sama dengan awal pandemi tetapi secara umum lebih parah karena makin banyak orang-orang dari cirle terdekat yang terinfeksi. Tetapi, sekali lagi, posisi saya udah jauh berbeda jika dibandingkan tahun lalu dan saya sangat sangat sangat bersyukur akan rejeki tersebut.

Mungkin keadaan ini belum akan membaik dalam waktu dekat. PPKM masih akan berlangsung sampai tanggal 20 Juli 2021 dan belum tau lagi apakah semuanya akan terasa lebih baik atau nggak. Saya memilih untuk lebih berhati-hati aja dan menggunakan waktu saya untuk belajar, bekerja, dan bersenang-senang. 

Baca juga: 3 Aktivitas Mager yang Cocok Dilakukan Kala Weekend

Semoga kita semua bisa saling menjaga satu sama lain dan the whole thing keeps getting better yaaa. Love you all and see you on the next post!

  • 36 Comments

About me

a

Hello there! I'm Hanifa, a lifestyle and beauty blogger who occasionally talk about blogging and travelling . Click here to find out more about me. For further information and business inquires, email me to ivalativa@gmail.com ✉


Search This Blog

Blog Archive

  • ►  2023 (6)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (27)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2021 (22)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ▼  July (3)
      • Review Luminous Essence by Beauty First Clinic
      • That Life Changer Called Bolu
      • Berdamai dengan Situasi Krisis Covid 19
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (5)
  • ►  2020 (24)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2019 (36)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2018 (60)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ►  March (5)
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (55)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  June (6)
    • ►  May (2)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  November (1)

Follow Me

  • instagram
  • tiktok
  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • youtube

Popular Posts

  • Berniat Membeli Mobil Toyota Kijang Innova Bekas? Berikut 5 Tipsnya!
  • Sering Bepergian Menggunakan Motor? Perhatikan Bagian Ini Saat Service!
  • Review Purbasari Oil Control Matte Powder

Categories

Sponsored (127) Beauty & Fashion (101) Self Growth (50) Food & Travel (40) Event Report (33) Blogging & Social Media (21)

Blogger Communities




Followers

Pageviews

instagram

Template Created By :Blogger Templates | ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top