A Girl Thoughts - Lifestyle and Beauty Blog by Hanifa Setiatmadji

  • Home
  • Beauty
  • Travel
  • Self Growth
  • Sponsored
  • About Me
  • Recognition
  • CONTACT
What do you think when you heard "organic skincare"? Setiap denger kata organic, saya selalu kepikiran bahan-bahan yang alami dan baik manfaatnya untuk kesehatan. Saya lantas membayangkan pengobatan herbal dan aroma khas dari tanaman-tanaman apotek hidup. Kamu juga kepikiran hal yang sama, nggak?

The reason why I asked that is because we're gonna talk about an organic skincare now. Yup, you read it right. Kali ini saya akan membahas salah satu produk lokal Indonesia yang masuk pada kategori organic skincare, bernama Skin Dewi.

Hazelnut Balancing Cleansing Milk & Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment 
by Skin Dewi

Sang founder, Dewi Kauw, percaya bahwa untuk memiliki kulit yang baik, seseorang harus memperbaiki lifestyle, pola makan, dan menggunakan skincare yang tepat. Itu sebabnya Skin Dewi hadir sebagai natural skincare dengan plant-based ingredients. Skin Dewi mengombinasikannya untuk perawatan wajah natural dan maksimal. 

Berbicara mengenai kemasannya, produk-produk Skin Dewi menggunakan warna putih pada kemasan lamanya. Kemasan terbaru dari produk Skin Dewi menggunakan warna hijau tua yang identik dengan unsur nature dan organic. Saya pribadi lebih prefer packaging dengan warna hijau karena warna ini semakin menguatkan branding dari produk Skin Dewi sebagai organic skincare.

Dalam review kali ini, saya akan ngebahas 2 produk dari Skin Dewi, berupa Hazelnut Balancing Cleansing Milk dan Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment. Gimana performa kedua produk tersebut? Let’s take a look on both products!

Hazelnut Balancing Cleansing Milk (Rp 285.000)

Produk cleansing milk dari Skin Dewi ini awalnya saya kira bekerja seperti produk-produk cleansing milk lain yang pernah saya coba. Saya sempet penasaran, kok nggak ada toner yang jadi “pendamping” cleansing milk ini ya?

Hazelnut Balancing Cleansing Milk by Skin Dewi

Bila pada umumnya suatu produk cleansing milk digunakan sebagai first-cleanser dalam membersihkan wajah dari makeup, Hazelnut Balancing Cleansing Milk bekerja sebagai second-cleanser. Dalam pemakaiannya, produk ini perlu dibilas menggunakan air, baru kemudian dibersihkan kembali dengan toner.

Packaging

Hazelnut Balancing Cleansing Milk sendiri memiliki bentuk kemasan dengan tutup flip yang cukup rapat. Pada kemasannya terdapat berbagai keterangan produk, seperti expire date, cara penggunaan, bahan-bahan, dan petunjuk penyimpanan.

Terdapat berbagai keterangan produk pada kemasan Hazelnut Balancing Cleansing Milk

Ingredients

Sebagai pembersih wajah, Hazelnut Balancing Cleansing Milk menggunakan formulasi yang didominasi dengan bahan-bahan organik. Berikut daftar bahan-bahan yang ada pada Hazelnut Balancing Cleansing Milk

Bahan-bahan dari Hazelnut Balancing Cleansing Milk

Walaupun ditujukan untuk kulit berminyak, terdapat bahan dengan kandungan oil pada Hazelnut Balancing Cleansing Milk, yaitu Hazelnut Oil. Bahan ini mempunyai fungsi astringent yang dapat mengecilkan pori-pori dan menghambat produksi minyak berlebih pada kulit. Selain itu, terdapat pula Witch Hazel (Hamamelis Virginiana) yang berfungsi untuk mengurangi inflamasi/peradangan kulit.

After Application

Saat digunakan, tekstur dari Hazelnut Balancing Cleansing Milk terasa cukup mild dan gentle pada kuli wajah. Tekstur semacam ini mencegah kulit dari efek over-cleansing dan tidak membuat kulit terasa kering. 

Tekstur dari Hazelnut Balancing Cleansing Milk

Selain tekstur yang lembut, cleansing milk ini tidak menghasilkan busa/soap-free. Kayanya karena bahan-bahan natural yang mendominasi formulanya. Walau begitu, sisa kotoran yang ada di wajah tetap terangkat dan kulit terasa lebih bersih.

Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment (Rp 900.000)


Berdasar mitos yang beredar, nemuin serum vitamin C yang cocok buat kulit wajah tuh hal yang susah banget. Selama ini saya juga belum pernah nyobain vitamin C untuk skincare routine. Beruntungnya saat pertama kali coba vitamin C dari Skin Dewi ini, saya nggak mengalami masalah sama sekali.

Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment by Skin Dewi

Seperti serum pada umumnya, Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment digunakan setelah membersihkan wajah dengan toner, diikuti dengan pengaplikasian moisturizer. Biasanya saya gunakan produk ini sebagai night skincare routine agar hasilnya bisa menyerap lebih maksimal.

Packaging

Talking about the packaging, kemasan lama dari Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment sudah berupa botol dengan pump. Saya pribadi suka dengan botol seperti ini karena kontrol takaran produk yang dikeluarkan lebih pas. Apalagi dengan harga yang tergolong tidak murah, sayang banget kalau produk yang keluar terlalu banyak.



Kemasan dan keterangan produk pada Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment

Ingredients

Sama seperti produk cleansing milk-nya, bahan-bahan orgnaik dan natural juga mendominasi formula pada Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment. Berikut daftar kandungan yang ada di dalamnya:

Bahan-bahan pada Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment

Dalam formulanya, Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment menggunakan bahan-bahan penting seperti Rosehip C02 Extract, Kakadu Plum Extract, Licorice Extract, Vitamin C, dan Helichrysum Oil. Apa saja fungsi dari bahan-bahan tersebut?

Rosehip CO2 Extract: kandungan anti oksidan untuk memproteksi kulit dari sun damage dan membantu meregenerasi kulit.
Kakadu Plum Extract: berfungsi untuk mencerahkan kulit kusam dengan kandungannya yang kaya akan vitamin C.
Licorice Extract: dapat mengurangi terbentuknya flek/hiperpigmentasi.
Vitamin C: berfungsi untuk mencerahkan serta memudarkan flek, juga menstimulasi produksi kolagen untuk mengencangkan kulit.
Helichrysum Oil: bahan utama pada serum ini yang berfungsi untuk meremajakan kulit serta membantu terjadinya regenerasi kulit.

After application

Saat saya dengar kata serum, bayangan saya langsung ke produk dengan konsistensi yang cukup cair dan cukup bening. Tapi ternyata Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment punya tekstur yang cukup kental yang hampir sama seperti moisturizer. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, saya biasa menggunakan produk ini pada malam hari setelah membersihkan wajah dengan toner.

Tekstur dari Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment

Saat mengaplikasikannya, Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment terasa cukup light di kulit wajah. Karena produk yang diaplikasikan tidak begitu banyak, produk ini cukup cepat menyerap dan mudah diratakan di sekitar area T-zone.

Serum ini memiliki bau seperti jamu atau obat-obatan herbal. Walau sedikit mengganggu untuk saya, tapi teksturnya membuat kulit terasa lebih lembab. Karena penggunaan yang on-off selama 2 minggu, rasanya saya perlu waktu lebih lama untuk bener-bener lihat efeknya di kulit saya.

Untuk kamu yang punya masalah kulit dan pengen coba disembuhin, saya sarankan untuk nyobain produk dari Skin Dewi. Nggak cuma asal beli, tapi bisa dicoba dari konsultasi dulu. Konsultasi bisa dilakukan via website Skin Dewi  maupun kontak yang tersedia di sana.

That's all my review for Hazelnut Balancing Cleansing Milk & Helichrysum Brightening Vitamin C Treatment by Skin Dewi Organic Skincare. See you on the next post!
  • 16 Comments
Pembaca blog ini kira-kira ada yang domisili Jogja dan freelance juga nggak? Kalau ada, setelah selesai baca postingan ini, langsung komen ya! Siapa tau bisa jadi temen curhat HAHAHA

Oke, postingan kali ini balik lagi ngomongin freelance lyfe. Saya sudah berkutat dengan status sebagai pekerja lepas selama hampir 2 tahun. Selama hampir 2 tahun ini pula saya masih merasa pekerjaan sebagai freelancer tuh nggak gampang. Bahkan, kalau harus jujur, saya masih belum nemu pace yang tepat dalam bekerja. Salah satu faktornya adalah karena sering bosan dan bingung harus kerja di mana.

Bosan? Iya. Saya bosan kalau harus kerja di rumah setiap hari. Entah saya terlalu terobsesi punya ruang kerja dengan jendela yang besar, interior serba putih atau gimana, tapi kerja di rumah terus-terusan tuh ngebosenin. Jadi opsi lain yang bisa saya pilih adalah kerja di luar rumah, to get everything and all works done.


Di Jogja ada beberapa coworking space/kafe yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat kerja. Tapi kebanyakan dari tempat-tempat tersebut mematok harga menu yang cukup tinggi. Saya sebagai freelance yang masih sering puter otak masalah keuangan agak nggak rela menghabiskan uang terlalu banyak setiap kerja di luar.

Akhirnya setelah mencoba menjelajahi beberapa tempat nongkrong di Jogja, saya punya opsi kafe yang bisa jadi alternatif tempat kerja para freelance. Biar nggak bosen nyelesein kerjaan di situ-situ aja. Di mana aja tuh?

1. Kedai IQ - CLOSED

Kafe ini jelas yang paling pertama harus saya sebutkan. Saya kenal sama kafe ini saat masih menyelesaikan skripsi dan sering banget ke sini bareng pacar atau teman-teman. Kedai IQ berlokasi di Jalan Urip Sumoharjo No.77 B, bersebrangan dengan LPP Yogykarta. Tempatnya terdiri dari 3 lantai, tapi saya seringnya cuma memanfaatkan sampe lantai 2 aja. Duduknya bisa di kursi atau lesehan.

Suasana malam hari di Kedai IQ

Untuk jam opersionalnya, kafe ini buka dari pukul 10 pagi sampe 2 pagi. Kecepatan wifi sih biasa aja, nggak kenceng banget dan nggak lemot banget. Kalau memang niat nyelesein kerjaan berat di sini, saya saranin siang-sore aja datengnya. Kalau malem, biasanya penuh pelajar/mahasiswa yang nongkrong/ngerjain tugas. Jadi wifi-nya juga bakal rebutan dan cenderung lambat.

Masalah colokan, nggak perlu ditanya lagi. BANYAK BANGET! Cuma nggak semua meja ada. Sambil kerja, bisa pilih menu cemilan, makanan berat, dan minuman yang disuka.  Harganya pun cukup terjangkau. Andalan saya biasanya sih es teh 1 liter dan mendoan. Kadang habis Rp 20.000-30.000-an di sini udah kenyang banget sampe kerjaan selesai. Tapi kalau laper, masih pilihan menu lain, mulai dari Asian sampe Western.

2. Dunkin Donuts Jakal

Mahasiswa area UGM dan Jakal harusnya familiar dengan tempat ini. Iya, ini emang "tokonya" Dunkin Donut. Tapi desain tempatnya nggak cuma sekedar "toko donat" yang beli langsung pulang gitu aja. Tempat yang buka 24 jam ini bisa jadi alternatif kafe untuk nyelesein tugas kelompok, bahkan kerjaan freelance.

Gerai Dunkin yang berlokasi di Jalan Kaliurang KM.5,5 No.36 ini terbagi atas 2 ruang, indoor dan outdoor. Kalau kamu lebih nyaman bekerja di tempat ber-AC, kamu bisa milih meja yang ada di dalem. Sedangkan kalau kamu punya kebiasaan ngerokok, bisa pilih duduk di luar aja. 

Suasana di Dunkin Donuts Jakal

Wifi di tempat ini cukup cepet meskipun suasananya ramai. Colokannya nggak begitu banyak sih. Tapi tempatnya cukup kondusif untuk nyelesein kerjaan. Kalau baterai laptopmu full, bisa kok kerjaan selesai sampe baterai limit. Untuk makanan, bisa beli donat satuan/paket. Minumannya pun bervariasi. Saya biasanya habis Rp 30.000-an kalau nongkrong di sini.

3. Kenes

Sebenernya kalau tempat ini disebut kafe, hmmm, nggak juga sih. More like tempat makan biasa yang menggabungkan restoran dan bakery dalam satu tempat. Bakery-nya ada di lantai 1 dengan restoran di lantai 2. Lokasinya berada di Jl. Affandi No.15 B, dekat dengan selokan mataram area FT UNY.

Siang di Kenes Bakery & Resto Jogja

Saat nyoba wifi-nya, lumayan banget sih untuk download data-data besar. Setelah kerja, saya bisa enak streaming sambil ngegosip bareng temen-temen. Cuma kalau colokan emang nggak begitu banyak. Saran saya, kalau emang mau ngabisin waktu untuk kerja di sini, lebih baik bawa laptop dalam keadaan baterai fully-charged.

Masalah menu, hidangan yang disajikan cukup bervariasi. Ada beberapa pilihan paket yang bisa jadi opsi makanan, mulai dari harga Rp 15.000. Kalau pengen ngemil, bisa pilih-pilih menu bakery di lantai 1, bayar, dibawa ke lantai 2 dan pilih menu minuman langsung di sana. Psst, tempatnya cukup instagramable juga, lho!

4. Deskcovery - CLOSED

Saya ke sini ngapain ya waktu itu? Oh, diajak meet up sama salah satu temen blogger. Lokasinya berada di daerah Demangan, tepatnya Jl. Demangan Baru No.17, bersebrangan dengan DF Fitness & Aerobic. Kafe ini dibuka mulai pukul 10 pagi sampe 10 malem. 

Working space concept di Deskcovery 

Dari konsep tempatnya, kafe ini memang keliatan dirancang sebagai tempat nongkrong dan coworking space untuk yang pengen nyelesein kerja di luar kantor. Kok bisa? Keliatan sih dari cukup banyaknya colokan di mejanya. Wifi kafe ini juga lumayan cepat saat digunakan untuk kebutuhan kerja yang nggak terlalu berat.

Untuk pilihan menunya, kafe ini punya menu khas berupa waffle dan shaved ice. Tapi ada juga menu nasi dan cemilan yang bisa dipilih untuk jadi temen kerja. Biasa ada menu promo yang tersedia pada periode tertentu. Infonya bisa dilihat langsung di Instagramnya, @deskcovery.id

5. Warung Tubruk - CLOSED

Kamu mahasiswa yang juga berstatus sebagai pekerja lepas? Kayanya kafe ini cocok buat jadi tempat nyelesein semua tugas kuliah dan kerjaan freelance-mu. Kafe ini berlokasi di Jl. Kaliurang KM. 4 dan buka mulai jam 11 pagi hingga 11 malem. 

Masalah wifi dan colokan, udah nggak usah ditanya deh. Di setiap meja tersedia colokan dan wifi-nya lumayan untuk ngelarin semua kewajiban di laptopmu. Memang tempat ini lebih ngejual konsep ruang sebagai tempat untuk kerja, baik kelompok maupun individual. 

Nongkrong dan nugas bareng di Warung Tubruk

Menunya di Warung Tubruk nggak begitu variatif karena hanya berada di area mie, teh, kopi, roti, dan menu-menu lain yang cenderung ringan. Tapi emang lumayan banget sih untuk berlama-lama ngerjain tugas. Nongkrong di sini bisa dari siang sampe malem. Bikin kerasan!

Nhaaa buat yang di Jogja dan juga freelance, udah coba kerja di 5 kafe di atas?  Kira-kira kafe mana lagi yang seru dijelajahi untuk sekedar nongkrong atau nyelesein kerjaan? Kalau kamu punya opsi lain, tolong kasih tau di kolom komentar ya! See you on the next post!
  • 8 Comments
Local lip products are everywhere! Jujur saya impressed dengan perkembangan industri kecantikan lokal yang makin semarak dengan berlomba-lomba mengeluarkan produk kreasi mereka. Nah, kali ini saya mau review salah satu lip products dari local brand  yang akhir tahun lalu meluncurkan produk pertamanya. 

It's Looké Cosmetics with their first product, Holy Lip Series. Rangkaian lip products dari Looké ini launching pada Desember 2017 dengan Kak Rissa "Lippielust" dan Anunk Aqeela sebagai guest star-nya. I was so honored to be invited there too with other bloggers and influencers from Jogja.

Holy Lip Series by Looké Cosmetics

Launching event of Holy Lip Series by Looké Cosmetics
“Inspired by the natural beauty of women, Looké Cosmetics are committed to make a vegan, cruelty-free, paraben-free, and halal cosmetics products.”

Tentang Looké Cosmetics, brand ini ternyata dimiliki oleh perusahaan dari brand Avoskin, PT. AVO Innovation Technology yang berasal dari Jogja. Nggak heran yah kalau pada akhirnya Looké Cosmetics mengadakan event launching Holy Lip Series dengan tema "Celebrating The New You" di Jogja. Lalu produk apa aja sih yang ada di Holy Lip Series dari Looké? Well, let's jump right in to the review!

Packaging

Holy Lip Series dari Looké Cosmetics punya bentuk box, yang menurut saya, terlihat mevvah. When you open the box, it’s like you're giving yourself a special gift. Box-nya berwarna hitam dengan keterangan seputar shade-nya di bagian cover, berupa nama dan deskripsi makna dari nama.

Holy Lip Series mengambil nama shade dari nama dewi-dewi Yunani. Ada 4 varian shade lip cream yang terdiri dari Irene, Thalia, Gaia, dan Hebe. Sedangkan untuk varian lip gloss hanya ada 1 shade, yaitu Luna. Di sini saya akan review 1 shade lip cream dan 1 lip gloss, yaitu Hebe dan Luna.

Box Holy Lip Series by Looké Cosmetics

Pada cover-nya, Luna dideskripsikan sebagai glitter gloss berwarna soft-pink yang merepresentasikan Goddess of the Moon. Sedangkan Hebe dideskripsikan sebagai lip cream nude berwarna coral yang merepresentasikan Goddess of Youth. 

Selain keterangan shade, menurut saya hal yang nggak kalah menarik adalah grafis berbentuk prisma. Saat 2 box digabungkan, prisma di bagian covernya akan jadi sebuah kesatuan prisma yang lebih besar. Aduh, nggak ngerti lagi deh ini konsepnya Looké Cosmetics... NIAT DAN KEREN BANGET!

Kemasan botol Holy Lip Series by Looké Cosmetics

Untuk kemasan botolnya, produk Holy Lip Series dari Looké Cosmetics dikemas dalam botol bening dengan tutup silver metallic. Dengan botol seperti ini, warna produknya langsung keliatan. Boxnya keliatan mewah, botolnya pun nggak jauh beda. So far, Looké Cosmetics berhasil ngasih kesan “mahal”.


Aplikator Holy Lip Series by Looké Cosmetics

Kalau mengenai aplikatornya, saya nggak ada masalah sama sekali. Baik lip cream maupun lip glossnya punya bentuk aplikator yang nggak terlalu pipih dan bikin aplikasi produk lebih pas. Bisa langsung ngover seluruh bibir dalam sekali ambil.

Ingredients

Bahan-bahan Holy Lip Cream - Hebe

Isododecane, Cyclomethicone, Mica, Dimethicone, Cera Microcristallina, Titanium Dioxide, Trimethylsiloxysilicate, Dextrin Palmitate, Phytosteryl/Octyldodecyl Lauroyl Glutamate, Silica Dimethyl Silylate, Disteardimonium Hectorite, Phenoxyethanol, Flavour, Propylene Carbonate, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Tocopheryl Acetate, BHT, Bisabolol.

Hasil analisa Holy Lip Cream - Hebe melalui skincarisma.com

Bahan-bahan Holy Lip Polish - Luna

Hydrogenated Polyisobutene, Phenyl Trimethicone, Diisostearyl Malate, Dextrin Palmitate/Ethylhexanoate, Butyrospermum Parkii (Shea) Butter, Tridecyl Trimellitate, Flavor, Calcium Sodium Borosilicate, Phenoxyethanol, Ethylhexyl Methoxycinnamate, Tocopheryl Acetate, BHT, Alpha-Bisabolol, Triethoxycaprylylsilane

Hasil analisa Holy Lip Polish - Luna melalui skincarisma.com

Setelah melihat hasil analisa bahan-bahan lip cream dan lip gloss dari Looke Cosmetics melalui skincarisma, klaim produk berupa paraben dan alcohol free terbukti bukan ((( isapan jempol ))) belaka. Bahan-bahan yang digunakan pun cenderung aman dan nggak ada bahan yang high risk. 

Kedua produk ini mengandung bahan Ethylhexyl Methoxycinnamate yang berfungsi sebagai UV protection. Bahan ini mampu melindungi bibir dari sinar UV dan mengurangi rasa kering pada bibir. Good thing there, huh? Let’s talk about it more on After Application section.

Swatch

Seperti yang udah saya jelaskan sebelumnya, Holy Lip Series dari Looke Cosmetics punya 4 shade lip cream dan 1 lip gloss, yang terdiri dari Irene, Thalia, Gaia, Hebe, dan Luna. Berikut hasil swatch dari kelimanya.

Hasil swatch seluruh shade dari Holy Lip Cream by Looké Cosmetics

Holy Lip Cream - Hebe

Holy Lip Polish - Luna

Sebenernya saya dari awal udah ngincer Thalia. Saya pribadi emang suka banget warna nude yang cenderung pinkish atau mauve. Jadi saya suka antara tone pink/ungu aja biasanya. Saya nggak begitu prefer tone cokelat untuk produk bibir.

Tapi setelah nyobain Hebe, ya Tuhan, ini warna bagus bangeeet! Saya yang sering mengenyampingkan tone chocolate-y, malah jadi ketagihan sejak pake Hebe. Lip cream ini jadi lip product yang paling sering saya pake karena warnanya yang emang natural dan cocok banget untuk skin tone orang Indonesia.

Lip swatch Holy Lip Series by Looké Cosmetics - Hebe

Kalau untuk lip gloss, terus terang saya bukan penggemar lip gloss. Mungkin karena trauma dengan teksturnya yang sering bikin bibir lengket dan terlihat terlalu basah. Rasanya jadi berat aja gitu di bibir.

Tapi itu nggak berlaku untuk Luna! Sebagai lip topper, Luna punya tekstur yang lumayan ringan dan nggak merusak tekstur lip cream yang sudah diaplikasikan terlebih dulu. Lip gloss dari Looké Cosmetics ini ngasih kesan glittery pada bibir, tapi nggak terlalu mencolok. Buat kamu yang suka dengan dewy look, lip gloss ini recommended banget!

Lip swatch Holy Lip Series by Looké Cosmetics - Hebe + Luna

Dari pilihan warnanya, akan lebih oke lagi kalau Looké Cosmetics memproduksi warna-warna baru yang lebih bold dan lebih nude. Jadi range pilihan shade-nya lebih luas. Misal warna-warna pinkish lain selain Thalia atau warna bold seperti merah bata.

After Application

After using Hebe and Luna from Looké Cosmetics, these are some thoughts I have about them:
  1.  Lip Cream-nya punya tekstur yang ngga terlalu berat, tapi juga nggak terlalu cair. Teksturnya cukup ringan dan ngasih hasil matte sekitar 1 menit setelah diaplikasikan.
  2. Walau punya hasil matte, tekstur lip cream dari Looke Cosmetics ini nggak bikin bibir kering. Selain itu, produk ini juga cukup tahan lama saat saya pakai selama 8 jam. Kalau dipakai makan dan minum biasa, akan sedikit hilang di bagian tengah bibir.
  3. Beda dengan lip gloss, ketahanannya tidak selama lip cream karena teksturnya yang lebih creamy dan hasil akhir yang dewy. Saat digunakan sebagai lip topper, ketahanan dari lip cream-nya juga berkurang.
  4. Lip gloss dari Looké Cosmetics ini punya tekstur yang nggak begitu lengket di bibir. Sebagi lip topper, produk ini nggak akan ngerusak tekstur lip cream yang udah diaplikasikan sebelumnya. Cocok banget untuk para penggemar dewy look!

Holy Lip Cream - Hebe
🌟 9,5/107
💖 Pigmented, tahan lama, matte finish, mudah digunakan

Holy Lip Polish - Luna
🌟 8/10
💖 Teksturnya ringan, nggak bikin lengket, kesan glittery-nya nggak mencolok

Holy Lip Series by Looké Cosmetics
💔 Range varian shade masih terbatas, sedikit pricey
💸  Rp 139.000/piece and Rp 650.000/package
👯 Buy online on lookecosmetics.com. 
You can also check their products on Looke Cosmetics Instagram

That’s all my thoughts on Holy Lip Series by Looké Cosmetics. Setelah baca review ini, kamu jadi pengen shade apa nih? Tulis di kolom komentar ya! See you on the next post.

  • 16 Comments
Pada sadar nggak sih kalau 2 bulan lagi udah Ramadhan? Itu artinya lebaran masih 3 bulan lagi. Tapi, percaya deh, waktu 2-3 bulan itu bakal terasa cepet banget! Lha wong rasanya baru kemaren tahun baru, kok ujug-ujug udah mau akhir Maret aja. Cepet banget ya kaaan?

Walau memang masih hitungan bulan menuju Ramadhan dan Idul Fitri, tapi saya nggak menyangkal kalau keribetannya memang udah terasa. Mungkin keribetan ini juga udah mulai dirasakan beberapa orang. Ada berbagai persiapan yang mulai dilakukan beberapa bulan sebelum lebaran. Apa aja sih?

1. Berburu tiket mudik

Siapa yang udah mulai berburu tiket mudik jauh hari sebelum lebaran? Padahal belum dapet kepastian cuti, tapi udah nekat beli tiket lebaran. HAHAHA. Entah deh lebih parah yang mana: udah punya tiket mudik tapi nggak bisa cuti ATAU nggak punya tiket mudik padahal udah dapet jatah cuti.


Terus terang, saya sendiri belum pernah merasakan keduanya. Tapi rasanya bakal nyesek banget kalau misal beneran bisa dapet cuti tapi nggak ada tiket buat balik ke kampung halaman. Itu kenapa, banyak orang yang udah mulai berburu tiket pesawat atau tiket kereta mudik, bahkan beberapa bulan sebelum lebaran.


2. Tabungan untuk dana darurat selama lebaran

Sebagai seorang freelance dengan pemasukan nggak menentu, tabungan adalah penyelamat finansial paling utama yang saya bisa andalkan. Di umur saya yang udah mulai memasuki fase akhir 20an, saya mulai mempertimbangkan lebih banyak hal yang menyangkut kenyamanan finansial. Termasuk tabungan dana darurat selama lebaran.

Saya meniru cara ini dari ibu yang nyiapin dana darurat lain yang nantinya dipakai demi kelancaran mudik. Hal ini bikin hati ibu lebih tenang karena beliau ibu rumah tangga dengan usaha jajan pasar sebagai sumber penghasilannya. Biasanya dana ini dipakai ibu untuk keperluan lebaran seperti sewa mobil, tiket mudik, oleh-oleh, sampai angpao untuk keponakan-keponakannya.

3. Baju spesial untuk silaturahmi

Kebiasaan yang sangat lumrah ditemui menjelang lebaran, selain berburu tiket mudik, adalah berburu baju baru. Saya bukan tipe orang yang terlalu ngebet harus punya baju baru khusus silaturahmi di hari lebaran. Tapi, beberapa teman saya mengaku udah nge-cim/booking penjahit untuk bikin baju lebarannya. 

Gils. Masih ada beberapa bulan lagi, tapi rempong bikin bajunya udah jauh-jauh hari. Tapi memang sih, kalau dipikir-pikir lagi, load pesenan para penjahit biasanya udah penuh selama Ramadhan. Which means, if you want to make a special outfit for Eid, you need to book ASAP.

Prefer beli jadi atau jahit sendiri?

Walau begitu, mungkin ada juga yang prefer beli atasan wanita terbaru, dress, atau gamis aja menjelang lebaran. Kalau persediaan udah nggak tersedia, terpaksa pake baju-baju yang udah ada di lemari juga nggak masalah. Asal tau cara mix and match-nya, pasti bakal keliatan kece kok.

4. Mobil untuk disewa selama lebaran

Berburu tiket, udah. Berburu baju baru, udah juga. Mungkin yang selanjutnya bisa dilakukan adalah berburu kendaraan untuk disewa selama lebaran. Sejujurnya ini adalah kebiasaan orang tua saya karena keluarga kami nggak punya mobil di rumah. Ada mobil, tapi di dealer, belum dibeli.

*bersandar di pojok ruangan*

But, no worries! Banyak jasa penyewaan mobil yang bisa jadi andalan untuk mudik ke kampung halaman. Biasanya kami mudik ke Magetan dan untuk ke sana bisa pakai bus Jogja-Surabaya (yang ngebut setengah mati) atau mobil.

Tapi dengan mobil, kami sekeluarga bisa mudik dengan lebih nyaman dan bisa bawa oleh-oleh yang lebih banyak. Selama di kampung halaman, saudara-saudara lain bisa ikut naik mobil yang kami sewa saat bersilaturahmi ke rumah sesepuh di sana.

5. Renovasi rumah demi kenyamanan keluarga

Kenyamanan rumah untuk kumpul keluarga juga nggak boleh luput dari perhatian. Renovasi rumah bisa jadi sesuatu yang harus dipersiapkan jauh hari sebelum lebaran. Kalau ada beberapa kerusakan di rumah, nggak ada salahnya untuk memperbaikinya terlebih dulu. Kalau nggak ada yang harus direnovasi, kita bisa coba declutter dan merapikan seluruh ruangan. Tujuannya biar kita bisa merasa lebih lega dan tamu yang dateng pun akan merasa lebih nyaman.

Selain itu, memperindah detail dekorasi ruang tamu dan ruang keluarga juga bisa dicoba. Bisa dengan ngeganti taplak, meja, karpet, atau gordyn. Kalau urusan rumah udah beres, suasana lebaran pun dijamin bakal jadi lebih nyaman.

Renovasi rumah agar lebih nyaman

Dari kelima persiapan di atas, persiapan mana aja yang udah kamu lakukan beberapa bulan sebelum lebaran? Atau malah ada persiapan lain yang kamu lakukan, tapi nggak aku tulis di atas? Share di kolom komentar yak! See you on the next post!



Images source: https://unsplash.com/
  • 4 Comments
Lebih dari setahun serius ngeblog, saya masih belum nemuin niche yang fit untuk blog "A Girl Thoughts" ini. Sempat mau re-branding dengan ganti nama domain, kok ya resikonya cukup gedhe. Bisa-bisa pageview turun drastis. Saya terpaksa tetep pake domain yang cukup sulit untuk dilafalkan secara verbal.

Balik lagi ke masalah niche. Dari sekian banyak niche atau topik spesifik yang ada, saya tertarik untuk bahas beauty. Saya memang belum terlalu banyak bahas beauty. Baru beberapa postingan aja yang bisa dibilang beauty related di blog saya. Walau begitu, saya masih punya ketertarikan yang kuat dengan topik ini. Bukan cuma tentang produknya aja, tapi juga tentang tren dan berbagai sosok beauty guru.


Dalam proses membahas berbagai printilan seputar beauty, ada banyak hal pula yang saya pelajari dari temen-temen yang udah terlebih dulu berkecimpung di dalamnya. Temen-temen beauty blogger inilah yang pada akhirnya meyakinkan saya bahwa ngeblog seputar beauty adalah proses yang worth to try. Di sini, saya bakal ngejembrengin 7 hal yang saya pelajari dari para beauty blogger. Apa aja?


1. Pengen nulis beauty blog? Tulis dari apa yang kamu punya!

Banyak yang bilang kalau nulis seputar beauty itu butuh modal. Bener sih, KALAU kamu mau review seputar beauty product. Proses review berawal dari nyoba, lalu menjelaskan before-after pemakaian produk tersebut. 

Tapi, bukan berarti kamu harus mulai dari produk yang super mahal. Nggak perlu. Cukup apa yang udah kamu pakai sehari-hari aja. Tulis dengan detail tentang produk tersebut, lalu dipoles dengan SEO. Pembaca bisa jadi masuk ke blogmu karena nyari produk yang udah biasa kamu pake itu.

2. Beauty blog nggak cuma review produk aja

Seperti yang udah aku jelaskan di paragraf pembuka, blog yang bahas beauty nggak melulu ngomongin beauty product  aja. Ada banyak topik bertema beauty yang bisa kamu bahas. Contohnya, the latest beauty trend, beauty wish-list yang udah kamu pengen sejak jaman baheulak, atau mungkin  tips kecantikan yang bisa berguna banget buat pembacamu. 

Jadi, nggak perlu ngerasa pressured buat nyiapin dana segini-segitu buat beli produk yang dirasa belum bisa kamu beli atau emang kamu belum perlu hanya untuk keperluan konten. Balik lagi ke poin pertama, bahas aja yang kamu punya atau tulis topik lain yang masih beauty related.


3. Nggak perlu takut nunjukin bare face

Tertanam stigma di kalangan netijen yang katanya gemar bahas beauty, bahwa wajah kita harus flawless sekalinya kita bahas beauty. Yakalik seus muka harus senantiasa mulus kek pantat bayi. Kalau emang misalnya kamu berniat untuk bikin makeup tutorial, nggak perlu takut untuk nunjukin wajahmu yang  mungkin nggak sempurna. No one's perfect, so it will be fine, sister. 

Image result for you will be fine gif

4. Full makeup bukan tanda insecurity

Kalau udah berani nunjukin bare face, menggunakan full makeup nggak bisa diartikan secara mentah sebagai tanda bahwa seseorang merasa insecure dengan apa yang dia punya. Makeup sering disalahartikan HANYA sebagai alat untuk menutupi kekurangan. Ah, masak iya sih...

Padahal dengan menggunakan makeup, seseorang bisa merasa lebih percaya diri. Dengan rasa PD ini, kita jadi lebih luwes dalam bersosialisasi. It brings us comfort to do what we love out there. Jadi jangan lantas menganggap seseorang fake atau insecure hanya karena dia pake full makeup, yaaa.

5. Nggak ada salahnya untuk nyobain tren terbaru

Beauty is a form of creation. Menurut saya, beauty nggak bisa dibatasi hanya dengan alis on fleek, atau bibir yang merah merona aja. Ada banyak tren yang bisa kita coba dan nggak ada salahnya untuk mencoba. Kalau emang kita biasa dengan makeup yang natural, nggak ada salahnya untuk nyoba makeup yang bold dan fierce. Berlaku juga sebaliknya. Go having fun creating your own beauty!

Image result for yass gif

6. It's okay to stop playing catch up with the trend

Catching up with the trend can be exhausting. Namanya juga beauty, nggak bakal abis sehari buat dibahas. Adaaa aja update terbarunya. Saya pribadi termasuk golongan orang yang berada di poin ini. Saya tau kemampuan dan kemauan saya, termasuk dengan hal-hal yang beauty related. Untuk itu, saya nggak akan memaksakan buat ngikutin tren terbaru atau tren yang emang menurut saya nggak cocok. Take it slow aja gaeees.


7. Jangan lupa untuk selalu merawat kulit

Dari banyak hal yang saya pelajari melalui pengalaman para beauty blogger, masalah perawatan kulit bisa dibilang cukup penting untuk diperhatikan. Kalau kamu memang suka bereksperimen  dengan makeup, jangan lupa untuk merawat kulit yang jadi "kanvas"-nya. Kalau kamu memang bangga dengan kulitmu, harusnya dirawat atau at least dijaga kebersihannya dong. Selain itu, kebersihan tools makeup-mu juga harus dijaga. JANGAN MALES NYUCI BRUSH WOY. Itu teriakan buat diri sendiri sih. Soalnya nyuci brush itu mayan takes time, jadi mayan mager uga buat bersihinnya.

Image result for ok then gif

Alright, dari semua poin di atas, poin mana yang kamu udah terapkan? Kalau kamu punya poin penting lain yang bisa ditambahkan, langsung aja tulis di kolom komentar yaaa. See you on the next post!
  • 31 Comments

About me

a

Hello there! I'm Hanifa, a lifestyle and beauty blogger who occasionally talk about blogging and travelling . Click here to find out more about me. For further information and business inquires, email me to ivalativa@gmail.com ✉


Search This Blog

Blog Archive

  • ►  2023 (6)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2022 (27)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (5)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2021 (22)
    • ►  October (5)
    • ►  September (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
    • ►  January (5)
  • ►  2020 (24)
    • ►  December (3)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2019 (36)
    • ►  December (2)
    • ►  November (5)
    • ►  October (3)
    • ►  September (5)
    • ►  August (1)
    • ►  July (3)
    • ►  June (4)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (2)
    • ►  January (2)
  • ▼  2018 (60)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (7)
    • ►  June (6)
    • ►  May (5)
    • ►  April (8)
    • ▼  March (5)
      • Review Hazelnut Balancing Cleansing Milk & Helichr...
      • Freelance di Jogja? 5 Kafe Ber-Wifi Ini Bisa Jadi ...
      • Review Holy Lip Series by Looké Cosmetics
      • 5 Hal yang Biasa Dipersiapkan Beberapa Bulan Sebel...
      • 7 Hal yang Saya Pelajari dari Beauty Blogger
    • ►  February (4)
    • ►  January (5)
  • ►  2017 (55)
    • ►  December (5)
    • ►  November (5)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  June (6)
    • ►  May (2)
    • ►  April (6)
    • ►  March (5)
    • ►  February (3)
    • ►  January (3)
  • ►  2016 (38)
    • ►  December (4)
    • ►  November (1)
    • ►  October (3)
    • ►  September (4)
    • ►  July (4)
    • ►  June (2)
    • ►  May (8)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
  • ►  2015 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
  • ►  2014 (1)
    • ►  November (1)

Follow Me

  • instagram
  • tiktok
  • facebook
  • pinterest
  • twitter
  • youtube

Popular Posts

  • Berniat Membeli Mobil Toyota Kijang Innova Bekas? Berikut 5 Tipsnya!
  • Sering Bepergian Menggunakan Motor? Perhatikan Bagian Ini Saat Service!
  • Review Purbasari Oil Control Matte Powder

Categories

Sponsored (127) Beauty & Fashion (101) Self Growth (50) Food & Travel (40) Event Report (33) Blogging & Social Media (21)

Blogger Communities




Followers

Pageviews

instagram

Template Created By :Blogger Templates | ThemeXpose . All Rights Reserved.

Back to top